Bursa Kabinet SBY

Soal Menteri, Puan Maharani Bersabar

VIVAnews - Teka-teki ada atau tidaknya calon menteri dari PDIP masih menjadi tanda tanya. Puan Maharani pun tak luput dari sasaran. Nama putri semata wayang Megawati Soekarnoputri dan Taufiq Kiemas ini memang cukup santer disebut berpotensi untuk duduk di kabinet.

Lantas apakah Puan sudah mendapat telpon dari Cikeas? Puan hanya tertawa renyah. "Sudah belum ya?" tanyanya sambil balik menggoda wartawan yang menghadangnya usai gladi resik pelantikan presiden di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

"Ini kan kabinet presidensial, jadi ya terserah presiden, bukan soal berminat atau tidak berminat," ujar Ketua I Fraksi PDIP di parlemen itu. Puan meminta publik agar bersabar menunggu keputusan final baik dari pihak SBY maupun PDIP. "Saya juga harus sabar menunggu kok," ujar Puan tersenyum.

Puan menjelaskan, seluruh kader PDIP saat ini menanti dengan sabar arahan Ketua Umum PDIP, Megawati, untuk memutuskan langkah-langkah apa yang akan diambil partai ke depannya. "Meski komunikasi (dengan Demokrat) tetap dilakukan, tapi kami juga punya peraturan bahwa semua langkah harus diambil dengan sepengetahuan Ketua Umum," kata Puan yang juga Ketua DPP PDIP.

Secara terpisah, hal senada dikemukakan oleh Taufiq Kiemas. "Kami ikut Mega. Kalau Mega A, ya kami A. Kalau Mega B, ya kami B," kata Ketua MPR itu.

Sekjen PDIP Pramono Anung pun menegaskan, semua hal, termasuk tawaran jabatan menteri, harus diambil dengan restu Megawati. "Calon menteri memang sepenuhnya kewenangan SBY. Tapi kader PDIP yang tertarik menjadi menteri harus mendapat persetujuan Mbak Mega. Nah, kalau sudah mendapat persetujuan, masa' dipecat (dari PDIP)?" ujar Pramono yang kini menduduki posisi Wakil Ketua DPR.

Politisi senior PDIP itu mengungkapkan, hari ini merupakan hari terakhir bagi SBY dan Megawti untuk berpikir dan menentukan sikap. Apapun hasilnya, hal itu akan berdampak bagi PDIP ke depan, dan seluruh kader PDIP akan menghormatinya. "Apapun yang dipikirkan keduanya, itu adalah demi bangsa," kata Pramono.

Menurutnya, komunikasi yang dilakukan antara PDIP dan SBY tidak pernah menggunakan perantara. "Komunikasi kami ibarat dua kapal tanker yang sama-sama besar," kata Pramono. Komunikasi itu, lanjutnya, secara keseluruhan memang relatif berjalan sangat baik, tidak seperti pada tahun 2004 silam yang cenderung kaku.

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension
Ilustrasi pelaku

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp100 Juta Jadi Tersangka

Polisi telah menangkap sopir taksi online yang menodong dan melakukan pemerasan terhadap penumpang wanitanya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024