PKS Bandingkan Polemik Isu PKI Era SBY dengan Jokowi

Ilustrasi pembakaran lambang Partai Komunis Indonesia (PKI).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Agus Bebeng

VIVA.co.id – Pemutaran film 'Pengkhianatan G30S/PKI' memicu pro dan kontra yang menjadi polemik. Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini membandingkan periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Joko Widodo terkait isu komunisme.

Cek Fakta: Video PKI Dukung Anies

Menurut dia, era Jokowi, isu terkait PKI dianggap meresahkan. Berbeda ketika SBY masih menjabat presiden selama dua periode.

"Kenapa harus ada pihak yang resah dengan nonton bareng (film G30SPKI) itu. Dulu zaman Pak SBY, nonton bareng biasa, malamnya Pak presiden langsung datang ke makam. Pagi upacara. Enggak ada persoalan. Tapi, sekarang orang pada resah," kata Jazuli di gedung DPR, Jakarta, Rabu 20 September 2017.

Keturunan PKI Boleh Masuk TNI, Begini Penjelasan Jenderal Andika Perkasa

Terkait pemutaran film PKI ini yang sarat muatan politik, ia mempertanyakan hal tersebut. Pasalnya, ia kembali membandingkan saat zaman SBY, pihak yang menonton film ini tak dituduh soal kepentingan muatan politik.

"G30SPKI tujuannya agar generasi muda paham tentang sejarah. Sejarah tentang PKI tak bisa ditutup, karena dari 1948 sudah ada. Oke kalau umpamanya ini kepentingannya Orde Baru, Orde Baru kapan berkuasa? 1965, 1966. 1948 belum ada orde baru," ujar Jazuli.

Mahfud MD Tegaskan Presiden Jokowi Tidak Pernah Meminta Maaf ke PKI

Ia menegaskan, soal PKI ini sudah berjalan lama. Kalau ada penggalan sejarah ataupun teknik filmnya yang membuat keberatan maka bisa disesuaikan. Sebab, baginya tak bisa dibohongi kalau PKI memang melakukan kudeta.

"Yang penting film versi apapun harus merujuk pada obyektifitas, harus kembali pada sejarah bos. Harus kembali pada originalitas sejarahnya," kata Jazuli.

Ia mengatakan tak ingin membesar-besarkan polemik ini. Sebab dalam menjalankan negara ini sudah disepakati harus menegakkan Pancasila dan konstitusi. Adapun radikalisme yang mengatasnamakan ideologi 'kanan' dan 'kiri' harus dihajar.

"Ini sejarah. Hari angkatan bersenjata karena ada sejarahnya ya muncul terus dong, kalau yang lain di ultah dirayakan, kenapa tragedi PKI tak boleh, ada apa? Kan itu sejarah," ujarnya. (mus)
    

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya