PDIP Minta Masukan NU untuk Pilgub Jatim

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sumber :

VIVA.co.id – Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan partainya akan meminta masukan Nahdlatul Ulama (NU) terkait Pilkada Jawa Timur. Hal ini menyesuaikan historis politik PDIP di Jawa Timur yang menempatkan NU dalam kebijakan strategis.

Mbah Din Ploso di Mata Khofifah: Ulama Alim dan Tegas

Masukan dari NU diperlukan karena untuk mencermati dinamika politik yang terjadi sampai sekarang.

"Tetapi untuk Jawa Timur sesuai dengan historis dan kultural dan juga aspek sosiologis PDIP menempatkan NU untuk memberikan masukan-masukan terkait pilkada Jawa Timur. Sehingga kami mendorong proses-proses kerja sama strategis terkait hal tersebut lebih-lebih dengan mencermati dinamika politik saat ini," kata Hasto di gedung DPR, Jakarta, Selasa 13 Juni 2017.

Innalillahi, Mbah Din Ulama Kharismatik Jawa Timur Wafat

Ia menekankan meski meminta masukan dari NU, namun PDIP memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh pasangan calon untuk bisa didukung partainya. Tapi, sejauh ini, PDIP masih belum memutuskan nama yang diusung karena masih dalam proses penjaringan yang diawali dengan pendaftaran.

"Kita baru bicara soal bagaimana Jawa Timur tidak bisa dilepaskan antara warga Nahdliyin dan juga basis PDIP. Sehingga didorong kerja sama antara PDIP yang kemudian punya sebuah intensif untuk terus menerus melakukan dialog dan mendengar masukan dari NU," kata Hasto.

KH Nawawi Wafat, Wakil Ketua MPR: Beliau Miliki Karomah Tinggi

Ia menambahkan ruang dialog untuk mencari calon yang terbaik untuk Jawa Timur masih terbuka lebar. Terkait nama-nama yang muncul mulai dari Saifullah Yusuf atau Gus Ipul hingga Tri Rismaharini ditegaskan bahwa belum ada keputusan apapun dari partainya. (one)
    

Seminar Nasional Kebangsaan Hari Santri 2021, melalui aplikasi zoom (19/10)

Hubbul Wathan Minal Iman Sudah Didiskusikan Sejak 500 Tahun Lalu

Hubbul wathan minal iman bukan diungkapkan pertama kali oleh seorang misionaris Kristen, tapi sudah didiskusikan di antaranya oleh Imam Sakhawi 500 tahun lalu.

img_title
VIVA.co.id
20 Oktober 2021