Politisi Gerindra Usul Hapuskan Sidang Isbat

Suasana sidang Isbat penentuan awal Ramadan di Kementerian Agama/Ilustrasi.
Sumber :
  • Danar Dono/ VIVA.co.id

VIVA.co.id –  Untuk menentukan tanggal 1 Ramadan dan 1 Syawal atau waktunya menjalankan ibadah puasa, pemerintah selalu melakukan sidang isbat. Seringkali sidang isbat melalui perdebatan panjang, sehingga beberapa ormas dan tarekat menjalankan ibadah berbeda, meski pemerintah telah menetapkan.

Menag Sebut Sidang Isbat Ruang Dialog Umat Islam karena Menyangkut Banyak Pihak

Ketua DPP Gerindra, Sodik Mudjahid, mengusulkan tradisi sidang isbat yang udah berjalan puluhan tahun dihapuskan. Sodik memaparkan minimal ada enam alasan mengapa tradisi isbat ini harus dihapuskan.

"Pertama, kemajuan iptek yang sudah mampu memprediksi dengan akurat penanggalan hari per hari untuk waktu puluhan tahun ke depan," kata Sodik melalui pesan singkat, Rabu 24 Mei 2017.

Pemerintah: Idul Fitri 1 Syawal 1445 H Jatuh pada Rabu 10 April 2024

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI ini menambahkan alasan kedua, sidang isbat sering mempertontonkan perbedaan pendapat di kalangan ulama dan pemimpin umat saat menghadapi bulan suci Ramadan. "Perbedaan pendapat  ini oleh awam (ummat dan masyarakat), sering diartikan sebagai tidak adanya kekompakan, bahkan kesan perpecahan ulama dan ormas  jelang bulan suci Ramadan," ujarnya.

Alasan ketiga, selain kesan perpecahan, perbedaan penetapan oleh isbat beberapa hari sebelum tiba bulan puasa, sering memperkuat dan mempertegas kebingungan di kalangan awam atas perbedaan tersebut.

LIVE Breaking News: Penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1445 H

Keempat, proses sidang isbat dari mulai kegiatan pengamatan  di lapangan, di beberapa titik jauh sebelum sidang isbat, sampai kegiatan sidangnya memerlukan biaya yang cukup besar. "Lebih manfaat jika dana itu diserahkan kepada MUI dan ormas Islam untuk pembinaan umat selama Ramadan," ucapnya.

Kelima, sebelum sidang isbat, ormas Islam dan tarekat biasanya sudah menetapkan dan menyosialisasikan ketetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal kepada jemaah masing masing. Dan hal itu dipegang dengan kuat sebagai pedoman berpuasa umat.

Alasan keenam, ormas Islam mempunyai otonomi dalam isbat dan menentukan jatuhnya 1 Ramadan dan 1 Syawal tanpa ada perasaan sungkan. "Pengumuman penegasan penanggalan 1 Ramadan dan 1 Syawal ditetapkan oleh Menteri Agama berdasarkan kalender hijriyah permanen yang sudah disusun dan ditetapkan sebelumnya," papar Sodik. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya