Akbar Sebut Elektabilitas Golkar Turun di Masa Novanto

Akbar Tandjung
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tanjung, menyebut elektabilitasnya turun di bawah kepemimpinan Setya Novanto sebagai Ketua Umum.

Setya Novanto Acungkan 2 Jari Saat Nyoblos di Lapas Sukamiskin

Akbar mengaku khawatir dengan tingkat keterpilihan Golkar yang merosot itu, terutama saat ada lembaga survei merilis elektabilitas Golkar hanya 3,5 persen.

"Walau pun itu bukan nasional, tapi di sini kesimpulannya menurun," kata Akbar dalam konferensi pers di Jakarta pada Minggu, 21 Mei 2017.

Polisi Didesak Segera Usut Pernyataan Agus Rahardjo Soal Jokowi Stop Kasus e-KTP

Novanto, Akbar menyarankan, mesti membuat terobosan untuk menaikkan lagi elektabilitas Golkar, terutama untuk persiapan menghadapi Pemilu tahun 2019. "Ini kita bisa setop, kemudian kita melakukan langkah-langkah supaya kita bisa naik kembali," katanya.

Dia menolak berspekulasi penyebab elektabilitas merosot karena sejumlah kasus terjerat kasus korupsi. Hal yang pasti, katanya, opini publik jelas ikut memengaruhinya.

Respon Jokowi Usai Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo Dilaporkan ke Bareskrim Polri

Mengenai evaluasi Novanto yang telah setahun memimpin Golkar, Akbar belum dapat menilai apakah Ketua DPR itu adalah pemimpin yang baik. Hal itu dapat dilihat pada hasil akhirnya, yakni Pemilu tahun 2019.

"Ikut menentukan baik atau tidak, ya, tergantung bagaimana pendapat publik terhadap partai dan tergantung juga pada tokoh-tokoh partai, dan kalau itu dijadikan sebagai bahan untuk dibicarakan dengan Rapimnas (Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar), ya, bisa saja," katanya.

Tak terlaksana

Akbar juga mengingatkan ada beberapa keputusan Musyawarah Nasional Partai Golkar yang belum terlaksana hingga setahun kepemimpinan Novanto. Dia mendorong keputusan-keputusan penting itu segera dilaksanakan.

"Beberapa hal yg terkait dengan putusan Partai pada Musyawarah Nasional yang belum dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, bisa ada keputusan untuk menentukan waktu dan menindaklanjuti putusan," katanya.

Selain itu, Akbar menilai jika memberlakukan kurun waktu tertentu untuk menyelesaikan beberapa hal penting, mungkin saja dilakukan. Misal, konsolidasi organisasi dan tentang berbagai keputusan Munas yang berkaitan dengan institusi Partai Golkar.

"Ini sangat penting, terutama saya sebagai Dewan Kehormatan, memberikan dukungan penuh dan membantu DPP (Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar) yang betul-betul ingin saya lakukan dalam posisi saya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya