Tanggapan Jaksa Agung Soal Video Ridwan Kamil

Jaksa Agung Muhammad Prasetyo.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Jaksa Agung Muhammad Prasetyo tidak mau menanggapi banyak terkait pernyataan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. 

Kasus Karhutla di Riau , Jaksa Agung: Perlu Tindakan Tegas

Dalam video yang beredar, Ridwan Kamil mengaku bersedia menerima Partai Nasdem untuk maju calon Gubernur Jawa Barat karena partai itu memiliki media dan menempatkan kadernya menjadi pimpinan Kejaksaaan Agung. Sehingga akan memudahkan langkahnya menjadi orang nomor satu di tanah Pasundan. 

"Saya tidak mau menanggapi. Itu bukan urusan saya," kata Prasetyo di kantornya, Jumat, 19 Mei 2017.

Jaksa Agung Tak Dipegang Nasdem, Surya Paloh: Bisa Lebih Bobrok Juga

Ia menegaskan, Kejaksaan Agung di bawah komandonya bekerja secara profesional tanpa bisa dipengaruhi pihak lain. 

Menurut Prasetyo, Ridwan Kamil pun tidak memiliki kasus yang tengah ditangani Kejaksaan. Sehingga, kata Prasetyo, siapa pun tak perlu khawatir apabila Wali Kota itu bisa terlindungi jika suatu hari tersandung suatu kasus. 

Periksa Para Jaksa, KPK Surati Jaksa Agung

"Kejaksaan independen, milik rakyat dan bangsa Indonesia, negara kesatuan Indonesia. Itu prinsip," tegasnya.

Seperti diketahui, dalam video yang beredar di Youtube, Wali Kota Bandung yang akrab disapa Kang Emil ini mengungkapkan alasannya mau dipinang oleh partai pimpinan Surya Paloh menjadi kandidat calon Gubernur Jawa Barat di Pilkada 2018. 

Video berjudul "Saya Terima Nasdem Karena Mereka Punya Media dan Kejaksaan" itu berdurasi sekitar 2 menit. 

Menanggapi itu, Emil pun menganggap video tersebut ditayangkan tidak utuh sehingga memunculkan persepsi lain di masyarakat. 

Padahal, ia menyatakan acara yang sedianya dibuat oleh komunitas pesantren se -Jawa Barat 23 April 2017, hanya ingin menjabarkan kepada para ulama yang hadir tentang posisi partai politik di Indonesia.

"Jadi konteksnya itu sedang mengedukasi. Karena ulama-ulama tanya, 'Sebaiknya independen (maju jalur non parpol). Kalau tidak, tolong terangkan partai - partai plus minusnya apa'," kata dia, Minggu, 14 Mei 2017.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya