DPR Ingatkan Polisi Seharusnya Lebih Sipil Bukan Militer

Anggota Komisi III DPR Arsul Sani.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur

VIVA.co.id - Komisi III DPR menyayangkan kasus penganiayaan Taruna Akademi Kepolisian. Anggota Komisi III Arsul Sani mengingatkan kepolisian saat ini seharusnya lebih kental unsur sipil, bukan unsur militer yang seperti di masa Orde Baru.

Profil Khalifah Nasif, Taruna Akpol Tampan Jadi Mayoret HUT RI ke-78 di Istana

"Kalau polisi yang desainnya polisi sipil, tapi di lembaga pendidikannya masih ada praktik-praktik seperti itu, maka di lembaga pendidikannya saja sudah terjadi penyimpangan," kata Arsul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat 19 Mei 2017.

Padahal menurut Arsul, di Akademi Militer yang kental latihan fisik saja sudah hampir tidak ada kasus penganiayaan. Karena itu dia meminta ada tindakan tegas atas adanya kasus penganiayaan ini.

Konvoi Bus Taruna Akpol Tabrak Wanita Hingga Tewas di Lombok Barat

"Ini (tindakan) tidak hanya terbatas kepada mereka yang terlibat. Perlu juga ada tindakan secara keorganisasian, kelembagaan terhadap penanggungjawab," ujar Arsul.

Setelah ini, Komisi III juga akan melakukan kunjungan ke Akpol Semarang, tempat terjadinya kasus tersebut. Kunjungan direncanakan dilakukan pekan depan.

1.200 Taruna Ikut Latsitarda, Panglima TNI dan Kapolri Akan Hadir

"Komisi III berencana melakukan kunjungan spesifik, melihat secara langsung apa yang terjadi di sana, menggali selama ini kehidupannya bagaimana," kata Arsul.

Sebelumnya diberitakan, seorang taruna Akademi Kepolisian Semarang berpangkat Brigadir tingkat II, Mohammad Adam, meninggal dunia usai ikut apel di kompleks barak pada Kamis, 18 Mei 2017. Korban meregang nyawa diduga setelah dianiaya senior.

Polisi segera melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. Mereka bahkan sudah memeriksa 21 saksi. Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga memerintahkan Gubernur Akpol untuk menindak para pelaku.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya