Sindir Emil, Gerindra: Kami Enggak Perlu Walikota Medsos

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adi Suparman

VIVA.co.id – Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Arief Pouyono, menegaskan partainya tak pernah memaksakan syarat harus menjadi kader bagi setiap calon kepala daerah yang ingin maju di Pilkada. Menurut dia, alasan Walikota Bandung Ridwan Kamil yang menyebut syarat Gerindra dengan harus menjadi kader di Pilgub Jabar adalah ngawur.

Ridwan Kamil: Covid-19 Penyakit Orang Kota

"Enggak harus ah. Alasan dia saja itu. Ngaco, ngawur. Lagian, juga kita kemungkinan besar enggak usung dia di Jabar. Coba lihat Anies Baswedan di DKI, emang dia kader, bukan kan," kata Arief saat dihubungi, Rabu, 3 Mei 2017.

Arief menekankan Gerindra dalam mencalonkan kepala daerah baik itu kader ataupun nama dari luar partai selalu melihat latar belakangnya. Ia melihat Gerindra tak cocok dengan program Emil selama memimpin Bandung. Keinginan Gerindra saat mengusung Emil di Pilkada Kota Bandung pada 2013 lalu tak direalisasikan sampai dengan sekarang.

Ridwan Kamil Setop PSBB di Jawa Barat, Kecuali Bodebek

"Sekarang apa sih prestasi dia? Bikin taman bagus. Memang taman ningkatin kesejahteraan masyarakat Bandung. Bandung masih macet, banjir. Itu yang dicatat," ujarnya.

Dia pun mengkritisi gaya Emil yang lebih banyak melontarkan pernyataan lewat media sosial. Menurutnya, gaya seperti itu tak mencerminkan kerja di lapangan yang ingin menyelesaikan persoalan di Bandung.

Ridwan Kamil Tawarkan Proyek Investasi di Jabar Rp700 Triliun

"Tidak sesuai dengan apa yang dia kerjakan kan. Kami enggak perlu walikota medsos. Mau ngapain medsos dengan follower banyak, bisa kerja bagus," tuturnya.

Lanjutnya, kata dia, terkait Emil yang diusung Nasdem ke Pilgub Jabar, menurutnya tak menjadi persoalan. Hal tersebut merupakan urusan Emil dan Nasdem.

"Bukan karena Nasdem. Itu urusan dia mah. Yang kami tekankan, kami enggak cocok sama Ridwan Kamil," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Emil menjelaskan alasannya memilih Nasdem sebagai kapal untuk menuju Pilgub Jawa Barat. Secara pribadi, ia cocok dengan Nasdem yang tak harus menerapkan syarat kepadanya. Berbeda dengan Gerindra yang harus menjadi kadernya. Sementara, PKS memprioritaskan kadernya untuk maju.

"Dulu juga komunikasi. Cuma partai itu, misalnya Gerindra mensyaratkan saya jadi kadernya, PKS mendahulukan kadernya," kata Emil, Selasa, 2 Mei 2017.

Dengan syarat tersebut, menurut Ridwan Kamil, sangat sulit diterima dan dijalankan. "Dua situasi itu tidak ideal buat saya. Saya diam (tidak mencari dukungan), kan enggak," tutur Emil. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya