Ketua Pansus Sayangkan Cara Densus Menangkap Anggota DPRD

Tim Densus 88 Antiteror
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Iqbal

VIVA.co.id – Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri dua hari lalu kembali menangkap dua orang yang dideportasi dari Turki. Keduanya diperiksa terkait dugaan aktivitas terorisme.

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

Di bandara Juanda Surabaya, Jawa Timur, Densus 88 mengamankan Anggota DPRD dari Fraksi PKS bernama Muhammad Nadir Umar (MNU) usai turun dari pesawat yang berangkat dari Turki via Kuala Lumpur menuju Surabaya. Kini MNU dan salah satu pendakwah dari LSM keagamaan yang pergi bersamanya ke Turki tengah diperiksa oleh Densus 88.
 
Menyoal hal itu, Ketua Pansus RUU Terorisme, Muhammad Syafi'i, justru menyayangkan sikap Densus 88 yang melakukan penangkapan di tempat terbuka.

"Memang tugas Densus melakukan penangkapan tapi masih ada cara yang elegan untuk menangkap seorang anggota Dewan," ujar Syafi'i saat dihubungi VIVA.co.id pada Senin, 10 April 2017.

Pemkab Tangerang Benarkan PNS Mereka Ditangkap Densus

Syafi'i lantas mempertanyakan jikalau penangkapan anggota Dewan tersebut sudah memenuhi dua alat bukti.  

"Perlu dipertanyakan penangkapan ini sudah memiliki dua alat bukti permulaan seperti saksi atau alat bukti yang lain. Ini sesuai keputusan MK," kata Politikus Gerindra ini.

IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter

Syafi'i mengatakan, penangkapan ini bisa jadi tak sesuai aturan apalagi keduanya belum tentu terlibat jaringan teroris seperti ISIS yang sempat disebut-sebut polisi. Menurut Syafi'i, ISIS tidak mempunyai kepentingan di Indonesia melainkan kelompok itu hanya bertentangan dengan kepentingan Amerika Serikat.

"Saya melihat ISIS itu tidak ada membuat kerugian di Indonesia. ISIS itu di Irak sana karena bertentangan dengan kepentingan Amerika," kata dia lagi.

Menurutnya, tindakan penangkapan  yang dipertontonkan Densus 88 justru seperti teror bagi masyarakat. Sementara soal progres pembahasan RUU revisi UU Terorisme, kata dia, sedang dalam tahap mendefinisikan istilah teroris tersebut.
 
"Kami merumuskan apa itu teroris, siapa itu teoris. Apa yang terjadi beberapa waktu ini justru yang bikin takut itu adalah tindakan antiteror sendiri, menggunakan senjata lengkap bikin rusuh. Selain itu direkam masuk media," ujar dia. (one)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya