DPD Harus Kembali sebagai Penyuara Kepentingan Daerah

Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diwarnai keributan pada Senin, 3 April 2017.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ubaidillah

VIVA.co.id – Sejak beberapa pekan terakhir, Dewan Perwakilan Daerah mendapat sorotan masyarakat. Menyusul kekisruhan yang terjadi dalam pergantian pimpinan lembaga tersebut.

Pengganti OSO di Pimpinan MPR Harus Lewat Paripurna DPD

Pengamat politik dari Poltracking Indonesia, Hanta Yudha mengingatkan DPD untuk kembali ke rencana awal sebagai lembaga yang merepresentasikan kepentingan daerah.

"DPD itu adalah mewakili perseorangan dia memperjuangkan kepentingan daerah, jadi kalau dikuasai politik maka keluar dari khittah DPD. Maka pilihannya kembali ke khittah atau bubarkan DPD," kata Hanta di Jakarta, Sabtu 8 April 2017.

Gede Pasek Siap Gantikan OSO Jadi Wakil Ketua MPR

Dia menilai, DPD saat ini kebanyakan mementingkan kepentingan politiknya dibanding kepentingan rakyat. Hal itu bisa dilihat dari munculnya dualisme di internal institusi tersebut untuk memperebutkan kursi pimpinan DPD.

"Kita berharap DPD bisa mengambil keputusan politik sendiri tidak perlu berkoordinasi dengan ketua umum parpolnya lagi, sehingga punya leluasa untuk memperjuangkan daerahnya," ujar dia.

Putusan PTUN Diharapkan Hentikan Kisruh DPD

Hanta pun mendukung bila kewenangan DPD diperkuat dalam Undang Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3). Hal itu dilakukan untuk menyeimbangi kewenangan DPR.

"DPD menghadapi degradasi kualitas. Pertama, soal perkuatan DPD untuk mengimbangi kepentingan politik partai. Kedua, eksistensi dan kinerja DPD. Ketiga, parpolisasi awalnya DPD ring untuk menyeimbangkan kepentingan daerah," katanya.

Ketua Umum DPP Hanura, Oesman Sapta Odang (kiri).

Maju Lagi Jadi Anggota DPD, Oso Dikritik

Oso mendaftar jadi senator untuk dapil Kalimantan Barat.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2018