Ridwan Kamil Masih Belum Tertarik Masuk Parpol

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dalam acara sekolah Kepala Daerah PDIP di Depok (30/8/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, belum siap menyandang status kader partai politik walaupun dukungan dari parpol menjadi syarat utama dalam pengusungan calon gubernur pada Pilkada Jawa Barat 2018. Tidak mau hanya mewakili satu atau dua partai, Ridwan tetap ingin berkaca pada pencalonan calon wali kota pada 2013, dengan merangkul berbagai golongan.

Ridwan Kamil: Covid-19 Penyakit Orang Kota

"Prinsip saya, kalau bisa, saya tidak masuk partai. Karena saya melakukan itu saat jadi Wali Kota Bandung dan membuat posisi lebih diterima oleh banyak pihak dan banyak warna," kata Ridwan di Bandung, Jumat malam, 17 Maret 2017.

Karena itu, manuver tersebut akan dicoba dalam skala lebih besar, yaitu dalam Pilgub Jawa Barat. Meski menurutnya, pilihan berat diprediksi akan tetap terjadi. Meski demikian, independensi politik untuk maju dalam Pilgub Jawa Barat menjadi pilihan utama.

Ridwan Kamil Setop PSBB di Jawa Barat, Kecuali Bodebek

"Kalau di Bandung saya melakukan itu, kenapa tidak (di Pilgub Jabar), walaupun kalau memang tidak ada pilihan, kan hidup juga harus memilih," ujarnya.

Meski mengutamakan agar dirangkul semua golongan, tapi pilihan harus masuk partai bisa saja diambil bila kemungkin merangkul semua golongan tidak bisa dia wujudkan.

Ridwan Kamil Tawarkan Proyek Investasi di Jabar Rp700 Triliun

"Bukan tidak mungkin saya masuk juga, tapi opsi pertama kalau bisa saya independen dulu sikapnya bukan proses politiknya," katanya.

Ridwan sudah mengutarakan siap maju ke Pilkada Jawa Barat 2018 mendatang. Namun, hingga kini, belum ada partai yang resmi mengusungnya. Dia telah melakukan komunikasi dengan PDI Perjuangan melalui Sekretaris Jenderalnya. Komunikasi ini, menurutnya, perlu dilakukan, karena ia sendiri bukan orang partai.

Menurut Ridwan, komunikasi ini perlu dilakukan mengingat kadang-kadang partai politik memberikan keputusannya di detik-detik terakhir siapa yang akan diusung. Ia membutuhkan partai untuk maju, karena merasa kalau lewat independen terlalu berat.

"Jadi faktanya semua partai sudah melakukan komunikasi politik termasuk PDIP juga. Tapi belum ada yang konkret, itu artinya secara resmi. Nanti kalau semua terkesan mendukung padahal ternyata tidak ada hitam putih, terus saya ini kan nanti baper (bawa perasaan) kalau bahasa sekarang," kata Ridwan.

Sikap PDIP

Sementara itu, Ketua PDIP DPD Jawa Barat, TB Hasanuddin, telah menyampaikan hingga saat ini belum ada keputusan partai terkait dengan pilkada Jawa Barat. Dukungan PDIP kepada Ridwan juga belum ditetapkan karena proses internal masih berjalan. Karena masih jadi pertimbangan, dengan siapa nantinya PDIP akan berkoalisi.

"Salah satu pertimbangan lainnya adalah dengan siapa kami akan berkoalisi. Dan  tentu ideologi merupakan pertimbangan utama kami dalam menentukan, dengan siapa kami harus berkoalisi dan siapa calon yang akan diusung," ujarnya.

TB menegaskan, dengan kondisi momentum politik saat ini, PDIP bukan partai deklarator dan tidak akan terpengaruh karena bisa mengusung sendiri calon di Pilkada Jabar 2018.

"PDI perjuangan akan memutuskan secara matang siapa yang akan direkomendasikan. Dan menurut aturan yang berlaku, kami dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernurnya sendirian, kami memiliki 20 kursi di DPRD Jabar," katanya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya