Keluhan JK, Kunjungan Luar Negeri 'Tak Laku' di Media Asing

Wakil Presiden Jusuf Kalla
Sumber :
  • VIVA.co.id/Eka Permadi

VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengeluh kunjungan kenegaraannya ke luar negeri jarang menjadi topik utama pemberitaan media di negara yang dia kunjungi. JK membandingkan kunjungannya dengan kunjungan serupa yang dilakukan kepala-kepala negara besar seperti Tiongkok, India, Jepang, Amerika Serikat, hingga Arab Saudi yakni Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, saat melakukan kunjungan ke Indonesia.

JK Sebut Penundaan Pemilu Langgar Konstitusi

Kunjungan mereka menurut Jusuf Kalla alias JK selalu menjadi berita besar di negara yang mereka kunjungi. Bahkan stasiun televisi kerap melakukan siaran langsung terhadap aktivitas mereka.

"Kalau saya ke mana-mana cuma jadi berita kecil di koran," ujar JK saat membuka Rapat Kerja Nasional Institut Lembang 9 di Hotel Mercure Sabang, Jakarta, Senin, 6 Maret 2017.

Kata Jusuf Kalla Soal Kabar Cak Imin-Anies Masuk Bursa Pilpres 2024

Meski demikian, menurut JK, kepala negara yang kunjungannya kerap mendapat perhatian tidak selalu kepala sebuah negara besar. Ia mencontohkan mendiang pemimpin Kuba, Fidel Castro, mantan Presiden Venezuela Hugo Chavez hingga mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad. Meski bukan negara besar, kunjungan mereka sering mendapat perhatian karena Kuba, Venezuela, dan Iran adalah negara yang kerap membuat kontroversi di kancah global.

JK lantas menyimpulkan bahwa negara yang diperhatikan adalah selain negara besar atau kaya, juga negara yang kerap membuat kontroversi.

Saat Jusuf Kalla Cerita ke Gus Miftah Tentang Kisah Inspiratifnya

"Kita dua-duanya tidak. Tidak kaya, tidak nakal juga. Jadi ke mana-mana tidak jadi berita," ujar Wapres JK.

JK mengatakan, selaku kepala negara, ia ingin membuat Indonesia menjadi negara besar yang kunjungan kepala negaranya ke luar negeri menjadi pemberitaan besar. JK berpesan, salah satu langkah kecil yang bisa diambil adalah mengubah paradigma berpikir rakyat Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju.

JK kembali mencontohkan kedatangan Raja Salman ke Indonesia. Meski kehadirannya patut disyukuri dengan komitmen investasi yang dibawa delegasi Raja Salman namun JK mengatakan rakyat Indonesia juga seharusnya memperhatikan komitmen investasi yang akan dilakukan Indonesia di Arab Saudi. Dengan demikian, terbentuk paradigma bahwa Indonesia adalah negara berdaya bukan negara yang selalu mengharapkan keuntungan dari kunjungan seorang kepala negara asing. "Kita harus maju dan mampu. Tangan kita harusnya di atas (pemberi)," ujar JK.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya