Pakar: Isu SARA di Pilkada Jakarta Makin Tak Rasional

Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Pengamat politik senior dari Center for Strategic and International Studies atau CSIS, J. Kristiadi mengatakan bahwa isu suku, agama, ras dan antar golongan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 sudah mulai tak rasional dan mengarah pada sentimen primordial.

SBY Sebut Kultur Politik Tanah Air Berubah Sejak Pilkada DKI 2017

Menurutnya, isu tersebut menjadi sebuah pertarungan yang tidak punya ukuran jelas. Oleh karena itu perlu menjadi perhatian pemerintah.

"Ini (isu SARA) sudah pada rute untuk kehancuran bangsa ini," kata J Kristiadi di acara diskusi bertema "Demokrasi dan Tantangan Kebinekaan" di Jalan Widya Chandra X, Jakarta Selatan, Rabu 1 Maret 2017.

SBY Sindir Kejanggalan Pilkada DKI 2017

Kristiadi menambahkan, isu tersebut juga sudah membelah berbagai pihak, mulai dari masyarakat, kelompok dan keluarga. Apabila pertarungan dan sentimen tersebut tak terkendalikan, maka akan berpengaruh pada kesatuan bangsa.

Oleh karena itu menurut dia, perlu adanya langkah-langkah untuk menetralkan isu SARA.

Pilpres 2019 Diharapkan Tak Seperti Pilkada DKI, Marak Hoax

Isu SARA di Pilkada DKI Jakarta muncul ketika calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diduga menistakan agama. Saat memberikan sambutan di Pulau Pramuka, Ahok dianggap menyinggung surat Al Maidah ayat 55 yang pada saat itu dikaitkannya dengan pilkada.

Oleh karena itu, beberapa pihak khususnya dari kelompok agama menganggap Ahok menistakan agama. Atas kasus penodaan agama ini, Ahok sudah menjadi terdakwa.

Sentimen primordial merupakan salah satu masalah yang disebut sering muncul dalam proses pemilihan kepala daerah. Sentimen ini menimbulkan dorongan memilih atas dasar persamaan etnis, aliran, ikatan darah dan berbagai bentuk sifat kedaerahan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya