- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Anies Baswedan menghadiri acara pertemuan dengan kelompok Jawara dan Pengacara atau disingkat Bang Japar di rumah Anggota DPRD asal DKI Fahira Idris. Di sana, Anies menjelaskan soal hasil pemungutan suara 15 Februari 2017 yang menurutnya sarat intimidasi dari pendukung pasangan calon tertentu.
Anies juga mengklaim dia dan Sandi menang dari sisi jumlah TPS dibandingkan pasangan calon Ahok-Djarot. Anies mengklaim dia menang di lebih dari 7000 TPS di DKI Jakarta.
"Kita lihat ya sebaran kemarin itu, kami secara jumlah itu mendapatkan kemenangan di 7.029 TPS. Sementara Pak Basuki itu mendapatkan kemenangan di 5.700 TPS. Dari jumlah sebenarnya kami menang lebih banyak tempat. Jadi kami 1.300 TPS di atas Basuki," ujar Anies di Jakarta, Sabtu 25 Februari 2017.
Namun memang dari sisi jumlah suara, berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, pasangan Ahok-Djarot meraih suara terbanyak dibandingkan Anies-Sandi.
Anies juga menyoroti adanya laporan saksi-saksi pasangan calon nomor 3 yang diintimidasi. Namun, untungnya intimidasi-intimidasi itu kata dia, bisa diatasi. Selain itu, ada juga laporan-laporan intimidasi kepada KPPS dari pendukung pasangan calon lainnya.
"Kami menemukan di mana saksi kami itu sampai meminta bantuan dengan teriak takbir sampai akhirnya orang-orang datang. Intimidasi yang ada luar biasa" kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang dicopot Presiden Jokowi pada Reshuffle Kabinet Kerja jilid II itu.