Guyonan Politik Ala Oesman Sapta

Ketua DPD, Oesman Sapta Odang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur.

VIVA.co.id - Lazimnya orasi politik, selalu diisi dengan pidato politik. Isinya mencerminkan pandangan politik seseorang atau suatu partai yang tentu saja sifatnya serius.

Hanura Akan Kukuhkan Pengurus, Wiranto Diundang Sebagai Wantimpres

Namun, itu berbeda dengan orasi politik Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang. Wakil Ketua MPR itu banyak berguyon saat menyampaikan orasi politiknya di hadapan Presiden Jokowi dan sejumlah ketua umum partai politik.

"Yang kami cintai Presiden ke-5 RI Ibu Hj Megawati Soekarnoputri yang sekaligus juga sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan. Kalau ibu sudah senyum, saya lega. Apalagi kalau ibu sudah duduk di dekat Pak Jokowi, rasanya lebih lega," ujar Oesman Sapta mengawali pidatonya, di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor Jawa Barat, Rabu, 22 Februari 2017.

VIDEO: Wiranto Curhat Merasa Tak Dihormati di Partai Hanura

Sontak, guyonan Oesman Sapta itu membuat puluhan ribu kader dan undangan yang ada, tertawa. Tidak terkecuali Jokowi. Sementara Megawati tampak tersenyum simpul.

Dia kemudian mengabsen satu persatu sejumlah pimpinan partai politik. Seperti Surya Paloh, Zulkifli Hasan, Romahurmuziy, AM Hendropriyono, Setya Novanto. Lalu Oesman Sapta terkaget melihat kehadiran Ahok, yang duduk di sebelah Ketum PBNU Said Aqil Siradj.

Langgar Pakta Integritas, Wiranto Desak Oso Mundur dari Ketum Hanura

"Eh ada Pak Ahok. Kalau Pak Ahok duduk sebelah Said Aqil ini tanda-tanda," katanya disambut tawa riuh.

Oesman Sapta kemudian memaparkan, perlunya partai politik untuk kompak dan solid. Tidak hanya solid seperti saat dirinya terpilih secara aklamasi akhir 2016 lalu, tapi juga solid dan kompak dalam bernegara.

"Solid yang saya maksudkan adalah kesolidan dalam tugas-tugas perjuangan mengisi perjuangan bangsa. Itulah kesolidan yang Hanura inginkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, solid dalam berpartai harus sama-sama dan sebangun dengan solidnya kita dalam ber-Indonesia," kata dia.

Oesman Sapta juga menyebut, pemimpin adalah yang selalu mendasarkan hati nurani rakyat yang dipimpinnya. Sebab, tanpa hati nurani pemimpin itu bukanlah siapa-siapa. Itu juga yang selalu dipegang, sejak Wiranto masih memimpin partai ini.

Dia juga menyinggung kembali saat Hanura ikut berjuang memenangkan duet Jokowi-Jusuf Kalla pada pemilu 2014 lalu. Sementara ke depannya, akan ada lagi pemilu 2019.

Ia menanyakan, siapa yang ingin diusung lagi oleh Hanura pada pemilu 2019. Oesman Sapta meminta jawaban sekitar 25 ribu kader Hanura. Semua kompak menjawab Jokowi.

"Rilis dan survei tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah saat ini selalu berada di atas 70 persen. Menurut ahli infak, siapa yang akan jadi Presiden 2019? (Dijawab Jokowi) Saudara yang bilang siapa? (dijawab Jokowi). Kok sama seperti yang meramalkan infak itu," kata dia, disambut tepuk tangan.

Politisi asal Kalimantan itu juga menjabarkan, soal pentingnya Pancasila, UUD 1945 dan keutuhan NKRI. Sebab, menurutnya saat ini sedang ada tantangan terhadap itu semua. Karena saling fitnah terjadi. Amarah-amarah menurutnya tersebar luas, termasuk pemanfaatan agama untuk kepentingan tertentu.

"Aduh capek juga ya pidato," keluh dia di tengah orasinya.

Spontan, tawa riuh kembali pecah. Termasuk Presiden Jokowi yang sesekali mengusap air mata karena tawa.

"Saya pidato panjang isinya pendek, tapi melekat di hati nurani," kata Oesman. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya