Presiden Jokowi Dukung Dewan Pers Verifikasi Media

Presiden Joko Widodo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo menegaskan betapa pentingnya peran pers sebagai media untuk pembangunan. Menurut dia, saat ini jagat media mainstream mendapat tantangan dengan munculnya media sosial, semua pejabat, menteri dan presiden senang main medsos.

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

"Media mainstream yang tidak beradaptasi mulai berguguran," kata Jokowi saat pidato di Pucak Peringatan Hari Pers Nasional di Ambon, Maluku, Kamis 9 Februari 2017.

Presiden Jokowi mengungkapkan, menjamurnya media sosial itu juga memusingkan pemerintah. Menurutnya, kalau media mainstream bisa diajak bicara, tapi media sosial susah.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

"Ini saya dapat dari presiden dan perdana menteri. Kalau media mainstream bisa diajak bicara tapi media sosial susah," ujarnya.

Namun demikian, Jokowi yakin media mainstream yang dikelola profesional akan mampu bertahan. Menurutnya, media sosial menang pada kecepatan, dan keunggulan media mainstream mampu menyajikan informasi secara cepat dan bisa lebih lengkap dan akurat.

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

"Tapi media mainstream akan tetap bertahan. Media sosial kuat karena cepat dan tapi media mainstream bisa lebih lengkap dan akurat," ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, dirinya terbuka terhadap kritik. Dia mengakui ada kritik yang baik, meskipun belakangan banyak muncul berita hoax yang bikin gaduh.

"Ada kritik yang baik dan juga ada yang berita hoax. Berita yang bikin gaduh. Tapi ini justru akan membuat kita dewasa. Untuk itu jangan suka mengeluh," ujarnya.

Jokowi optimistis, media mainstream mampu memberikan pencerahan di tengah gaduhnya berita hoax. Menurutnya, media mainstream justru bisa memverifikasi apa yang terjadi di media sosial untuk memberikan hal yang benar.

"Saya mendukung langkah Dewan Pers untuk melakukan verifikasi media, agar masyarakat tahu mana media yang bekerja sesuai kode etik jurnalistik dan tidak," ujarnya menegaskan. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya