Politikus PDIP Nilai Rival Ahok-Djarot Hanya Bisa Meniru

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di debat kandidat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menilai bahwa dalam debat kedua Pilkada DKI Jakarta, ada perbandingan yang mencolok antara calon Gubernur dan Wakil Gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat dengan pasangan lainnya yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

SBY Sebut Kultur Politik Tanah Air Berubah Sejak Pilkada DKI 2017

Perbedaan tersebut, kata Masinton, tak lain soal program yang disampaikan Ahok-Djarot jauh lebih konkret dan dapat dipahami.

"Debat tadi membuat perbandingan yang mencolok di masyarakat antara calon memiliki program konkret, berpengalaman dan dipahami masyarakat, dibanding calon yang masih coba dan menduplikasi program Pak Basuki-Djarot. Tidak ada lagi yang disampaikan, karena semuanya sudah dikerjakan Pak Basuki-Djarot, (paslon lainnya) tinggal menambahi kata-kata plus," kata Masinton di Jakarta Selatan.

SBY Sindir Kejanggalan Pilkada DKI 2017

Ia yakin, dengan berlangsungnya debat kedua maka elektabilitas Ahok-Djarot akan makin meningkat dan membuat masyarakat menjatuhkan pilihannya pada pasangan calon nomor 2 tersebut. "Masyarakat semakin kuat untuk melanjutkan kepemimpinan Pak Basuki Djarot," katanya.

Ia melanjutkan, dalam debat kali ini pasangan Ahok-Djarot selalu bisa menjawab dengan detail berdasarkan pengalaman mereka.

Pilpres 2019 Diharapkan Tak Seperti Pilkada DKI, Marak Hoax

"Secara taktis dan substansi apa yang disampaikan moderator dapat dijawab baik oleh Pak Basuki dan Pak Djarot karena pengalaman beliau di Jakarta," kata dia.

Mengenai sindiran-sindiran yang dilakukan pasangan lain terhadap Ahok-Djarot, Masinton tak ambil pusing. Anggota DPR itu menyebut bahwa sindiran itu akan dinilai publik dengan cerdas.

"Sindiran itu semakin mendewasakan publik karena tidak ada lagi yang dieksplorasi selain sindiran, karena semua sudah dilakukan Pak Basuki-Djarot. Maka calon lain bertanya lebih pada tendensi sindiran dan tidak substansi," kata Masinton. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya