Golkar Minta DPR Kembali ke Sistem Proporsional Tertutup

Papan sosialisasi Pemilu.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Fraksi Partai Golkar di DPR mengusulkan sistem pemilihan proporsional tertutup. Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Hetifah Sjaifudian, mengungkapkan bahwa sistem tertutup diusulkan lagi agar partai punya peran lebih dalam menentukan orang-orang terpilih untuk masuk ke parlemen.

Pilkada 2020, Demokrat dan Golkar Sepakat Usung 33 Paslon

"Kami ingin nanti orang-orang yang duduk di DPR atau pun menduduki jabatan-jabatan publik adalah mereka yang memiliki kompetensi dan sudah memiliki pengalaman di dalam organisasi maupun pelayanan publik," kata Hetifah di Senayan, 18 Januari 2017.

Jangan sampai, kata dia, keterpilihan hanya semata-mata karena akses calon legislatif kepada dana atau popularitas semata. "Misalnya, dia seorang selebritis," ujar Hetifah.

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

Namun Anggota Panitia Khusus (Pansus) Pemilihan Umum ini mengakui ada sejumlah catatan yang menjadi pekerjaan rumah dalam sistem tertutup. Salah satunya adalah masalah demokrasi di internal partai.

"Jadi kita harus memperbaiki proses khususnya tadi metode pencalonan dan sistem recruitment calegnya," kata Hetifah.

Aburizal Bakrie Dukung Semangat Anak Muda Lalui Pandemi COVID-19

Proses perekrutan kata dia, harus dibuat sedemikian rupa agar bisa dipertanggungjawabkan dan akuntabel sehingga bisa menghindari potensi korupsi di internal partai.

"Dalam artian korupsi politik di dalam partai itu yang harus dicegah dengan sistem yang lebih terbuka," ucapnya.

Sebelumnya, Fraksi Golkar mengusulkan sistem proporsional tertutup dengan alasan adanya efek negatif sistem terbuka. Salah satu efek yang disebutkan adalah penggunaan politik uang.

Kemudian potensi korupsi akibat sistem itu. Seorang caleg terpilih dikhawatirkan akan mengeluarkan uang untuk membalas jasa para pemilihnya karena masuk ke Parlemen semata hanya melalui suara yang didulang di Pemilu. Sementara dengan sistem tertutup, kepastian calon maju ke DPR masih harus memerlukan campur tangan partai. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya