- VIVA.co.id/twitter
VIVA.co.id – Alissa Wahid yang merupakan putri dari Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, mengatakan bahwa pada saat ini semakin banyak provokasi yang tersebar di media sosial. Provokasi itu rata-rata terkait radikalisme agama serta ancaman terhadap demokrasi.
"Intinya gagasannya tahu narasinya yang hampir sama, bahwa kelompoknya ditindas, dizalimi karena itu harus dilakukan perlawanan," kata Alissa di Surabaya, Jawa Timur, Senin malam, 16 Januari 2017.
Alissa khawatir, apabila gagasan seperti itu menguat, maka konflik-konflik di ruang sosial akan bisa lebih besar. Hal-hal seperti ini akan mengancam kehidupan berdemokrasi di Indonesia.
Dia mengingatkan, Indonesia dibangun sebagai sebuah negara demokrasi. Oleh karena itu apabila terdapat ancaman terhadap nilai-nilai demokrasi maka hal itu tentunya tidak tepat.
"Ini sudah tidak tepat karena negara kita memang dibangun sebagai sebuah negara yang demokratis," ujar Alissa lagi.
Dia melanjutkan, harus ada sebuah strategi khusus untuk mengatasi hal-hal seperti ini, tepatnya dengan menemukan titik tengah antarumat beragama.
"Karena biasanya yang menjadi bahan bakar kelompok semacam itu adalah mayoritarianisme dan populisme," kata perempuan yang menjadi Seknas Jaringan Gusdurian tersebut.