Ketua DPR: Jangan Ada Prasangka Soal Tragedi KM Zahro

Korban terbakarnya kapal wisata Zahro Express 1 Januari 2017.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto menyayangkan tragedi yang menimpa para penumpang kapal KM Zahro. Novanto berharap tragedi ini tidak direspons dengan praduga-praduga yang tidak benar terkait dengan penyebabnya.

KNKT Ungkap Kronologi Terbakarnya KM Zahro Express

"Segala informasi yang beredar harus menanti investigasi objektif. Tidak mengedepankan sakwa sangka dan praduga-praduga yang kontraproduktif," kata Novanto dalam pesan tertulisnya, Selasa, 3 Januari 2017.

Novanto mengatakan penyebab kecelakaan masih memerlukan penelitian dan penyelidikan lebih lanjut. Dia sendiri yakin kapal untuk penyebrangan sebenernya dalam kondisi baik.

Begini Proses Terbakarnya Kapal Zahro yang Tewaskan 24 Orang

"Saya yakin, sebagaimana keyakinan pemerintah DKI dan Kementerian Perhubungan melalui Dinas Perhubungan bahwa KM Zahro memang layak beroperasi," ujar Novanto.

Dia meminta semua pihak fokus agar insiden memilukan ini tidak terjadi lagi. Fokus itu juga termasuk penanganan yang menyeluruh kepada para korban.

Kerjasama Indonesia-Arab Saudi Sinyal Positif Investasi

"Saya tentunya akan memberikan masukan ke Komisi V, yang saya yakin akan segera membahas masalah ini bersama pemerintah untuk mencari solusi permasalahan dunia transportasi laut kita pada umumnya, khususnya pada insiden kebakaran KM Zahro Express," kata Novanto.

Kapal wisata Zahro Express terbakar di satu mil dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, pada pukul 09.15 WIB, Minggu 1 Januari 2017. Kapal itu baru saja berlayar dengan tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.

Sebanyak 23 penumpang tewas, 17 orang masih hilang, dan 194 orang selamat meski luka-luka dan syok. Enam jenazah, di antara 23 korban tewas telah diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga masing-masing.

Data jumlah penumpang kapal nahas itu sebenarnya masih simpang-siur. Manifes kapal mencatat 100 orang, sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut 230 orang, tetapi data polisi sebanyak 191 orang.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya