SBY: Media Sosial Bak Mesin Penghancur

Susilo Bambang Yudhoyono.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melontarkan kritik keras atas dampak negatif dari media sosial. Menurut SBY, salah satu produk dari kemajuan teknologi itu justru menjadi sarana untuk menyebarkan fitnah atau tuduhan yang tidak berdasar.

Sulit Berkemih Hingga Ejakulasi Darah Tanda Kanker Prostat

"Memang sekarang ini namanya fitnah, intrik, adu domba dan pembunuhan karakter luar biasa gencarnya. Termasuk ganasnya "kekuatan media sosial" yang bekerja bak mesin penghancur," kata SBY dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Senin, 28 November 2016.

SBY pun mengungkap banyak orang menjadi korban akibat media sosial itu, bahkan termasuk dirinya sendiri. Ia pun meminta masyarakat tidak memberikan ruang pada media sosial yang sudah tidak civilized (tidak berkeadaban) karena bisa menghancurkan peradaban di negeri ini.

SBY Akan Jalani Pengobatan Kanker, Dijadwalkan Tiba di AS Kamis Pagi

"Banyak yang berpendapat bahwa 'mesin penghancur' itu tidak selalu bermotifkan ideologi, tapi uang (money power)," kata SBY.

SBY mengaku amat sedih jika menyimak penggunaan bahasa yang amat kasar dan tak sedikitpun menyisakan tata krama dari kelompok Sosmed tertentu.

Usai Operasi, SBY Mau Isi Waktu Masa Pemulihan dengan Melukis

"Mereka bukan hanya merusak jiwa kita semua, lebih-lebih anak-anak dan remaja kita, tetapi sesungguhnya juga menghancurkan nilai-nilai luhur Pancasila. Kelompok model ini pulalah yang membuat bangsa kita terpecah dan saling bermusuhan," kata SBY.

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga menyinggung soal peran media sosial. Menurutnya, banyak hal-hal negatif yang beredar di sana yang bisa merusak tata nilai dan norma di Indonesia.

"Kalau kita lihat, dalam sebulan ini, tolong buka medsos. Apa yang ada di situ? Saling menghujat, saling menjelekkan antar anak bangsa, saling memaki. Ini bukan tata nilai Indonesia," kata Jokowi di hadapan 16 ribu guru di Puncak Peringatan Hari Guru Nasional di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu, 27 November 2016.

Menurut Jokowi, di era keterbukaan seperti sekarang, tidak ada yang bisa menghambat arus informasi yang masuk. Satu-satunya jalan yaitu mengisi anak Indonesia dengan karakter dan nilai luhur Indonesia. Di sini, dia meminta guru untuk menanamkannya kepada peserta didik.

"Saya titip agar anak-anak kita diajak bermedsos yang santun dengan tata nilai etika yang baik. Mengajak ke hal-hal yang positif, mengajak positif thinking, karena itu nilai keindonesiaan kita," kata dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya