Ketua PPP Minta Aksi 2 Desember Tak Dilakukan

Presiden Jokowi menerima Ketua Umum PPP, M. Romahurmuziy.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Moh. Nadlir.

VIVA.co.id – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengimbau unjuk rasa lanjutan yang kabarnya akan dilakukan pada 2 Desember 2016 tak dilaksanakan.

Bank Dunia Mengubah Batas Garis Kemiskinan pada Tahun 2022

Menurut Romi, sapaan Romahurmuziy, imbauan itu sekaligus merupakan hasil musyawarah para ulama dalam partainya. Setelah Polri menjalankan proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, tugas masyarakat adalah mempercayai prosedur hukum yang dijalankan dan mengawalnya.

"Yang kita butuhkan adalah pengawalan intensif terhadap lembaga-lembaga negara dan itu tidak bisa dilakukan dengan aksi massa berikutnya," ujar Romi usai bertemu Presiden RI Joko Widodo, Selasa, 22 November 2016.

Kemiskinan Ekstrem Musuh Bersama Bangsa Indonesia

Lebih lanjut, Romi menyampaikan isi diskusinya dengan Presiden. Keduanya setuju keberagaman yang menjadi identitas Indonesia adalah sesuatu yang harus dipertahankan. Sejak lahir pada proklamasi, 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dibangun dengan modal keberagaman hingga kini. "Kita perlu kembali pada dasar negara kesatuan Republik Indonesia yang memang menjadikan keanekaragaman sebagai kekayaan," ujar Romi.

Begitu juga keberagaman yang ada pada umat Islam di Indonesia. Berbeda dengan kondisi di Timur Tengah, menurut Romi, keberagaman di kalangan umat Muslim Indonesia bukan sesuatu yang memecah belah. Di Timur Tengah, perbedaan keyakinan dan cara memandang masalah tak jarang menimbulkan perang yang menahun. 

Ratusan Pengunjuk Rasa Anti-Perang Ditangkap di Seluruh Rusia

Sementara umat Islam di Indonesia yang berada di negara dengan keberagaman sebagai fondasi kehidupan, tetap bersatu meski umat Islam di negara ini juga banyak terbagi dalam beragam aliran dan kepercayaan.

"Wajah Islam yang dikembangkan di Indonesia adalah wajah Islam yang ramah, wajah Islam yang menarik, wajah Islam yang merangkul, bukan wajah Islam yang garang, bukan wajah Islam yang membawakan kekerasan," ujar Romi.

Unjuk rasa dikabarkan akan dilaksanakan pada 2 Desember 2016. Demonstrasi masih menyuarakan soal dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok. Unjuk rasa rencananya diprakarsai Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya