Unjuk Rasa 2 Desember Diimbau Tak di Sudirman-Thamrin

Massa dalam aksi demonstrasi terkait kasus Ahok, Jumat, 4 November 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Bobby Agung Prasetyo.

VIVA.co.id – Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara KH Nuril Arifin Husein  tidak setuju dengan adanya aksi lanjutan dari unjuk rasa 4 November 2016 lalu, yang disebut-sebut akan digelar di sepanjang Jalan Sudirman hingga MH Thamrin pada 2 Desember 2016 mendatang.

Jaringan '98: Tangkap Penghina Presiden Jokowi

Aksi ini dinilai bisa mengganggu kepentingan publi karena aksi direncanakan digelar di kawasan tersebut yang merupakan jantung dan nadinya lalu lintas di DKI Jakarta.

"Ngapain, gak ada risalah. Demo kok salat Jumat. Sudah tahu itu adalah jantung dan nadinya lalu lintas, nanti kalau ada yang lewat disambit ditempeleng katanya nggak sopan. Nggak benar itu. Kayak nggak ada tempat yang bagus aja," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 21 November 2016.

Ketua Umum PPP Minta Pendukung Ahok Hormati Hukum

Dirinya juga mempertanyakan alasan unjuk rasa dengan salat Jumat di jalanan tersebut. Menurutnya, ada lokasi atau tempat ibadah yang memadai yaitu masjid untuk melakukan salat Jumat.

"Salat jangan di jalan. Salat di tempat bagus. Salat itu hubungannya komunikasi antar pribadi dengan Allah Al Kholiq, kalau perlu hatinya. Makanya saat Allahu Akbar, hatinya terbang kepada Allah. Kalau salat untuk dipamer-pamerin itu bukan salat, apalagi ganggu lalu lintas. Itu sama sekali tidak diajarkan nabi," kata dia.

Wapres JK dan Ketum PBNU Nilai Aksi 505 Tak Perlu

Dia sangat mensesalkan bahwa dalam unjuk rasa tersebut, massa akan melakukan salat Jumat di lokasi yang tidak seharusnya.

"Saya kalau salat selalu di Masjid. Terhormat tempatnya dan tidak najis. Ini jalanan diubah jadi masjid itu kan arogan. Jangan mentang-mentang Islam jumlahnya banyak ya mau sak karepe dewe. Harusnya jadi contoh tauladan yang baik dong," terus dia.

Meski begitu, ia mempersilahkan unjuk rasa itu dilakukan, namun demikian, ia meminta aspirasinya disampaikan dengan cara yang baik. 

"Kalau demo yang gak baik itu urusan polisi tentara. Jangan mentang-mentang pake pangkat Jenderal dikasih gaji negara tapi lihat begitu diam aja, bodoh juga polisi tentara itu," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya