- ANTARA FOTO/Amirulloh
VIVA.co.id – Ketua Komisi I DPR Fraksi PKS, Abdul Kharis Almasyhari menilai, kalau intelijen bekerja secara maksimal maka kejadian terorisme tak akan terjadi. Ia menyampaikan hal ini menanggapi aksi teroris di Samarinda.
"Harapannya Badan Intelijen Negara (BIN) tidak kecolongan lagi. Kalau saya melihat, peralatannya masih relatif kurang canggih," katanya saat dihubungi, Selasa 15 November 2016.
Ia menjelaskan, teroris yang bergerak sendirian seperti yang terjadi di Samarinda bisa jadi melakukannya sendirian untuk memutus mata rantai kelompoknya agar tak terdeteksi.
"Tapi saya kira itu hal mudah bagi intelijen untuk membuka. Dengan teknologi yang sudah canggih sekarang, jaringan teroris harusnya sangat mudah dicari. Kita dukung dengan peralatan yang canggih," kata Abdul.
Ia menambahkan, persoalannya ada pada wilayah Indonesia yang sangat luas. Tapi komisinya telah mendukung BIN dengan anggaran yang cukup besar. Sehingga BIN bisa meningkatkan kualitas peralatannya agar lebih canggih.
"Harus ada perubahan generasi alat, teknologi kan setiap tahun berkembang jadi alat harus berganti. Alat-alat kita sepertinya sudah cukup usang.”
Ia menjelaskan, kenaikan anggaran untuk BIN memang baru disepakati. Sehingga ia mengharapkan Februari atau Maret 2017 anggaran baru baru bisa dilaksanakan.
Sebelumnya, terjadi pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene di Kelurahan Sengkotek Samarinda Kalimantan Timur, Minggu, 13 November 2016.
(mus)