Pengamat: Aktor Politik Mana di Demo 4 November?

Presiden Jokowi saat menggelar konferensi pers terkait demo 4 November 2016.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Guru Besar Universitas Pertahanan, Salim Said, mengaku prihatin dengan pernyataan Presiden Joko Widodo saat menyikapi kericuhan unjuk rasa yang dilakukan sejumlah elemen massa, pada Jumat, 4 November 2016.

M Kece Dituntut 10 Tahun Penjara

Keprihatinannya itu muncul setelah Presiden Jokowi dengan cepat menyimpulkan adanya aktor politik yang menunggangi demonstrasi menuntut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera diadili dalam kasus dugaan penistaan agama.

Bagi Salim Said, pernyataan aksi demonstrasi 'ditunggangi' ini sudah jamak dia dengar saat demo di era Orde Baru. Pada masa itu pun, setiap kali aksi demonstrasi yang dilakukan selalu dituduh ditunggangi oleh pihak-pihak asing.

Marak Kasus Penistaan Agama di Pakistan, Perempuan Muda Divonis Mati

"Saya demonstran tahun 1966 dituduh ditunggangi CIA. Kontra Revolusi atau apalah itu. Jadi kenapa saya sedih, saya ini pendukung Pak Jokowi, tapi saya sedih kenapa Jokowi gunakan klise-klise yang lama dalam waktu yang sangat singkat, dan itu menimbulkan persoalan baru, orang akan tanya politikus mana yang melakukan itu," kata Said di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 5 November 2016.

Menurut dia, sikap Jokowi yang meninggalkan Istana Negara saat aksi demonstrasi terjadi, justru menjadi pemicu kericuhan pada malam harinya. Sebab, sebagian massa pengunjuk rasa menilai Presiden tidak semestinya mendelegasikan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menemui perwakilan pendemo.

Ferdinand Hutahaean Tulis Surat Permohonan Maaf dari Penjara

Padahal, para demonstran dari berbagai daerah di Indonesia, menginginkan bertemu langsung Presiden Jokowi, untuk menyampaikan tuntutannya.

"Pak Jokowi sudah menciptakan citra dirinya yang dekat dengan publik, ketemu siapa saja.  Kenapa dia tidak menemui delegasi pendemo? Kenapa Beliau tinggalkan Istana? Objek lain dinilai lebih penting, soal kereta api dan segala macem, sehingga ini menimbulkan perasaan kurang dianggap dari sebagian pendemo. 'Kok kami nggak dianggap?," ujar Said.

Lagipula, tuntutan para pengunjuk rasa sudah jelas, yakni agar Presiden bisa memastikan Ahok segera diadili atas kasus dugaan penistaan agama. Sebab, kasus serupa juga pernah dialami seorang ibu di Bali yang diduga melakukan penistaan agama, tapi langsung diadili.

"Coba lihat, apa pernah lihat demo sebesar ini di Indonesia? Dari mana-mana orang datang, tapi dikecewakan. Nah, sebagian dari orang yang (merasa) dikecewakan ini, itulah yang menyebabkan keributan tadi malam," ujar mantan Dubes RI untuk Republik Ceko ini.

Said juga mempertanyakan alasan Presiden Jokowi seperti yang dikatakan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, yang menyebut Presiden sebenarnya sudah meminta kembali ke Istana. Namun, banyaknya massa di Istana, berdasarkan informasi Paspampres, membuat Jokowi mengurungkan niatnya.

"Kita kan tahu demo itu akan besar, karena ini krusial, dan kalau besar di sekitaran Istana, kita enggak bisa lewat. Jadi, semestinya security yang bertanggung jawab. Pak Jokowi seharusnya, tahu kalau mau keluar masuk susah. Kecuali sudah disiapkan helikopter," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya