- Antara/ Septianda Perdana
VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo menduga ada aktor politik yang menunggangi aksi damai yang dilakukan sejumlah organisasi masyarakat Islam, kemarin, Jumat, 4 November 2016. Pernyataan Presiden tersebut menimbulkan pertanyaan publik.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hendrawan Supraktikno mengaku penasaran. Pernyataan yang diungkapkan Jokowi itu ditujukan ke siapa.
"Justru kami juga ingin memperoleh informasi yang lebih akurat lagi, dengan mencermati berbagai indikasi, berbagai petunjuk yang ada," kata Hendrawan di Jakarta, Sabtu 5 November 2016.
Namun, anggota Komisi XI DPR ini tidak ingin berandai-andai. Sebab, bisa menimbulkan kegaduhan di masyarakat jika ada yang salah menafsirkan.
"Waduh, enggak tahu dong. Hahaha. Nanti kalau saya ngomong di-frame anu, nanti menimbulkan kegaduhan," ucapnya.
Hendrawan mengungkapkan, para petinggi partainya selalu saling mengingatkan seluruh kader untuk hati-hati menyikapi berbagai perkembangan dan untuk selalu waspada. Di era demokrasi Indonesia yang masih terus berkembang ini, isu tersebut sangat sensitif.
"Kita sudah memilih demokrasi, bukan mogokkrasi. Mogokkrasi itu kerumunan. Kita memilih jalan musyawarah mufakat, semua permasalahan dibicarakan dengan hati yang tenang, dengan kepala dingin," tuturnya.
Dia berpendapat, pemimpin negara harus mempunyai sikap dan tidak bisa ditekan oleh siapa pun saat mengeluarkan kebijakan.
"Kami menilai, memang negara tidak boleh kalah dengan premanisme. Itu sebabnya, apakah yang diimbau Presiden menjadi semacam kebijakan kolektif?," katanya.