SBY: Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan

Susilo Bambang Yudhoyono saat menggelar konferensi pers di Cikeas, pada Rabu, 2 November 2016.
Sumber :
  • ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya

VIVA.co.id - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa saat berkuasa ia tidak pernah dengan mudah mencurigai pihak-pihak tertentu. Misalnya saja dalam suatu gerakan demonstrasi atau unjuk rasa.

Jakarta LavAni Menang, AHY Berharap Hattrick Juara Proliga

"(Menuduh) ada orang-orang besar mendanai unjuk rasa, menggerakkan unjuk rasa. Kalau dikaitkan dengan situasi sekarang," kata SBY di Cikeas, Bogor, Rabu, 2 November 2016.

SBY menegaskan bahwa jika ada informasi atau analisis intelijen seperti itu sangat berbahaya. Alasannya karena sudah menuduh seseorang, menuduh partai politik.

Mimpi Jakarta LavAni Hattrick Juara Proliga

"Melakukan seperti itu fitnah, fitnah lebih kejam dari pembunuhan," kata SBY lagi.

SBY mengemukakan bahwa rakyat bukan kelompok bayaran. Urusan hari nurani tidak ada yang bisa mempengaruhi.

SBY Yakin Duet Renan Buiatti-Reza Beik Jadi Pertahanan Tangguh Jakarta LavAni

"Apalagi kalau urusan akidah. Banyak di dunia ini mengorbankan jiwanya demi akidah," kata Ketua Umum Partai Demokrat itu.

SBY mencontohkan dengan apa yang terjadi di kawasan Timur Tengah, seperti Mesir, Libya, Tunisia. Gerakan-gerakan protes di sana tidak ada penggeraknya.

"Yang mengomandoi sosial media. Itulah era sekarang ini. Jadi jangan tiba-tiba menyimpulkan ini yang menggerakkan, ini yang mendanai. Mengatasnamakan analisis intelijen, " lanjut SBY.

Seperti diketahui, SBY menggelar konferensi pers di kediamannya, Cikeas, Bogor, Rabu, 2 November 2016. Dia menanggapi sejumlah isu seperti rencana aksi demo pada Jumat, 4 November 2016, kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama, dan kinerja intelijen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya