Politikus PDIP: Jangan-jangan 2019 Jokowi-Prabowo Jadi Paket

Ketua DPR Setya Novanto (tengah) dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kiri).
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur.

VIVA.co.id - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Maruarar Sirait menilai, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto menunjukkan budaya politik Indonesia yang makin tinggi. Lebih penting lagi menurutnya adalah dampak yang ditimbulkan dari pertemuan itu.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

"Saya catat ketika Prabowo datang ke pelantikan Jokowi. Waktu itu ekonomi dan politik beri sinyal positif," kata Maruarar di gedung DPR, Jakarta, Selasa 1 Oktober 2016.

Seperti momen pelantikan, pertemuan kemarin juga dianggap Maruarar berdampak positif. Situasi itu bisa menjadi contoh bagi anak muda dalam menghadapi kompetisi yang sangat keras.

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

"Survei apapun, paling tinggi (elektabilitas) Jokowi, kedua Prabowo. Itu konsisten. Saya yakin mereka berkawan. Jokowi juga sangat menghargai Prabowo," kata Maruarar menambahkan.

Apalagi saat ini, Maruarar melihat Gerindra juga mulai mendukung pemerintah. Misalnya dalam pemilihan Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan maupun Kapolri Tito Karnavian. Begitupun dengan kebijakan Tax Amnesty yang ia klaim didukung Gerindra.

Sekjen PDIP soal Teman Megawati di Open House: Yang Tunjukkan Komitmen Indonesia Bukan Bagi Keluarga

"Karena tensi politik Indonesia langsung surut kalau rukun. Suka dengan pertemuan ini. Tentu pak Prabowo punya pendukung loyalis. Jangan-jangan 2019 Jokowi-Prabowo jadi paket. Jadi Pak Fadli jangan galak-galak, nanti susah," kata Maruarar.

(mus)

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap dengan keanggotaan penuh Indonesia di Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrrorism Financing (FATF), dapat terus

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024