Sumpah Pemuda, PKS Ingatkan soal Krisis Identitas Bangsa

Kampanye PKS di Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta pada 2014.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini, mengatakan perayaan sumpah pemuda merupakan refleksi kebangsaan. Menurutnya, visi perjuangan Fraksi PKS ada tiga, keumatan, kerakyatan, dan nasionalisme agar Indonesia tidak krisis identitas.

5 Pahlawan Nasional Asal Yogyakarta, Salah Satunya Bapak Pendidikan Indonesia

"Saat ini negara banyak yang mengalami krisis identitas. Bahkan, menjadi penyebab utama gagalnya sebuah negara (failed state). Maka, sekuat tenaga kita harus menjaga nasionalisme Indonesia dan menjadikannya relevan sepanjang masa," kata Jazuli kepada VIVA.co.id, Jumat 28 Oktober 2016.

Menurut Jazuli, hari Sumpah Pemuda 28 Oktober tidak lama berselang dengan peringatan Hari Santri 22 Oktober. Pesan Sumpah Pemuda tentu saja relevan dengan refleksi semangat Hari Santri, yakni mengait spirit kepeloporan pemuda di mana sebagian besar santri adalah kaum pemuda.

Sejarah 10 November: Pertempuran Surabaya yang Diperingati Sebagai Hari Pahlawan

"Hal ini makin menegaskan peran dan kontribusi pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa yang semestinya diwarisi dan diteladani oleh generasi muda saat ini melalui karya dan inspirasi nyata untuk negeri," ujarnya.

Menurut anggota Komisi I DPR ini, perayaan sumpah pemuda ini harus mengokohkan nasionalisme seluruh warga negara Indonesia.

Softbank Batal Investasi di IKN, Fraksi PKS: Jangan Perbesar APBN

"Kami konsisten untuk itu," tegas Jazuli.

Jazuli menilai pentingnya pengokohan nasionalisme Indonesia, hal ini karena ada gejala yang semakin kuat dimana karakter dan indentitas kebangsaan mulai luntur, terutama di kalangan generasi muda bangsa.

"Saya menilai penyebabnya ada dua. Pertama, faktor internal karena lemahnya internalisasi nilai-nilai kebangsaan. Dan kedua, karena faktor eksternal, yakni kuatnya pengaruh ideologi liberal dan individualisme sebagai dampak dari globalisasi," ujarnya.

Menurut anggota anggota DPR dari daerah pemilihan Banten ini, minimal ada tiga poin pelajaran penting dari sumpah pemuda yang sangat berharga untuk terus dikaji dan ditanamkan. Pertama, spirit kepeloporan pemuda dalam membangun konsensus kebangsaan. Konsensus yang melahirkan persatuan dan kesatuan Indonesia.

Kedua, tekad pemuda untuk membangun apa yang disebut sebagai karakter dan identitas kolektif sebagai bangsa.

"Kalimat Sumpah Pemuda yang menyatakan untuk berbangsa satu, berbahasa satu, dan bertumpah darah satu adalah wujud kesadaran kolektif untuk menjaga apa yang menjadi identitas bersama," katanya.

Ketiga, Sumpah Pemuda 1928 membuka jalan bagi kemerdekaan Indonesia dalam membangun fondasi negara-bangsa.

"Tidak ada hasil yang instan. Kemerdekaan adalah buah dari perjuangan panjang, dan Sumpah Pemuda adalah salah satu tahap pentingnya. Merawat karakter dan identitas bangsa juga butuh perjuangan panjang agar bangsa ini tetap eksis di tengah tantangan dan ancaman global," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya