PDIP Waspadai Kerawanan Pilkada DKI

Kapolda Metro dan sejumlah timses cagub DKI di Mapolda Metro Jaya.
Sumber :
  • Bayu Nugraha - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Wakil Ketua Bapilu (Badan Pemenangan Pemilu) PDIP, Gembong Warsono, mengatakan potensi kerawanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta terjadi di tingkat Kelurahan atau desa. Menurutnya, untuk tingkat Provinsi dan Kota saat ini masih relatif aman.

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

"Pilkada serentak kerawanan ada di bawah. Tingkat Provinsi dan Kota saat ini aman," kata Gembong saat acara silaturahmi dengan pimpinan Parpol dan Timses Cagub dan Cawagub DKI di Main Hall, Polda Metro Jaya, Kamis 27 Oktober 2016.

Ia pun meminta Polda Metro Jaya memberdayakan peran Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat).

Gerindra Tak Ngotot Usung Kader Sendiri di Pilgub Jakarta

"Polda punya Bhabinkamtibmas mohon diberdayakan karena mereka yang mengetahui. Potensi ada (Kelurahan dan Desa) di sana bukan di Provinsi dan Kota," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan mengatakan, memang tidak ada persoalan yang tidak bermula dari tingkat Kelurahan. Untuk itu, dirinya sudah memberikan arahan kepada ribuan bhabinkamtibmas di DKI Jakarta.

Pilih Anies atau Sahroni di Pilgub DKI 2024, Begini Jawaban Tak Terduga Surya Paloh

"Kami sudah kumpulkan seribu Bhabinkamtibmas dan sudah diarahkan. Kapolres harap melakukan pengawasan. Kami koordinasi juga dengan Pangdam Jaya," katanya.

Ia pun mencontohkan kasus coretan di tembok sebuah masjid di kawasan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, Gembong memerintahkan anggotanya mengejar pelaku agar diketahui motif pelaku. Bahkan, tak segan dia memerintahkan anggotanya melakukan tindakan terukur dengan menembak pelaku jika melawan.

"Itu cukup mengkhawatirkan dan saya tidak mau ada kerusuhan seperti di Ambon. Saya perintahkan tangkap orang itu. Bagi orang yang mencoret-coret tembak pantat ke bawah karena kita perlukan informasi kenapa melakukan itu. Sejak itu tidak ada yang berani mencoret-coret lagi," ujarnya.

Laporan: Eduward Ambarita / Jakarta

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya