Menteri Puan Promosi Revolusi Mental, Soroti Hal-hal Kecil

Menko PMK Puan Maharani.
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id – Salah satu yang kerap menjadi objek kritik dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla adalah program Revolusi Mental. Program yang menjadi jargon Jokowi saat Pemilu 2014 lalu.

Disebut Menteri Terbaik Hasil Lembaga Survei, Prabowo: Itu Jadi Beban

Menjawab hal itu, Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) yang membawahi program Revolusi Mental ini mengatakan bahwa istilah Revolusi Mental pertama kali diungkapkan Bung Karno.

Istilah itu merujuk pada suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia menjadi manusia baru yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala.

Setelah Jokowi Marah Besar

Untuk itu, menurut Puan, Revolusi Mental harus menyertakan masyarakat dalam bergotong royong. Ia mencontohkan dalam pemerintahan, penerapan Revolusi Mental seperti di Kementerian Sosial yakni dengan memberikan bantuan kepada masyarakat, baik tunai maupun non-tunai.

Di sektor pendidikan dicontohkan Puan, indikator kelulusan siswa setiap tahunnya.

Kerap Disebut 'Menteri Segala Urusan', Ini Kata Luhut

"Misalnya apakah kemudian satu sekolah itu siswanya kemudian lulus semua dengan baik karena nyontek atau enggak nyontek," kata Puan dalam press briefing Dua Tahun Jokowi-JK di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jakarta, Senin, 24 Oktober 2016.

Di sektor Kementerian Desa, Puan menyebutkan Revolusi Mental juga diterjemahkan dalam pembuatan sarana untuk pengairan rakyat. Revolusi Mental, dilanjutkannya, juga diterapkan di kantor kementerian yang ia pimpin. Dari tampilan fisik, Puan mengaku kantornya bersih dan pelayanannya juga bagus.

"Kalau Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian bisa datang ke kantor Kemenko PMK, kita bisa lihat alhamdulilah kantor Kemenko PMK ini saat ini bersih, tanamannya tertata dengan baik, hijau. Ini bukan saya sampaikan karena subjektifitas saya, tapi memang banyak tamu yang datang ke kantor Kemenko PMK menyatakan bahwa kantor Kemenko PMK itu pelayanannya seperti bank swasta katanya. Bahkan baunya harum, toiletnya bersih," kata Puan.

Puan mengatakan, Revolusi Mental juga tidak bisa diartikan pada suatu yang besar semata. Namun dimulai dengan hal-hal kecil, seperti masalah kebersihan dari sampah.

"Saat masuk resepsionisnya itu selalu senyum, harus menyampaikan selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan kemudian bisa mengantar ke mana yang diperlukan. Itu juga salah satu gerakan nasional Revolusi Mental," kata Politikus PDI Perjuangan itu.

Menurutnya, gerakan ini tidak bisa dipatok keberhasilannya dengan periode tertentu. Program itu perlu dilakukan secara berkesinambungan. (ase) 

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya