PDIP: Jokowi Terbukti Bukan Presiden Boneka

Diskusi Polemik Dua tahun Pemerintahakan Jokowi-JK
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yunisa Herawati

VIVA.co.id – Sejumlah kritik dan apresiasi dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, terus disampaikan dari berbagai pihak. Menanggapi banyaknya respons atas kinerja pemerintahan Jokowi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) buka suara.

Mendag Lutfi Dinobatkan Jadi Pemimpin Terpopuler oleh Warganet

Politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait menilai, Jokowi telah berhasil memimpin negara selama dua tahun bersama JK. Pernyataan itu membantah tudingan Jokowi merupakan presiden boneka.

"Dulu ada yang bilang, Jokowi adalah presiden boneka. Sekarang, ada enggak yang bilang dia presiden boneka?" kata Maruarar dalam diskusi di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 22 Oktober 2016.

Barikade 98 Tegaskan Dukungan ke Erick Thohir, Ini Alasannya

Anggota Komisi XI DPR itu mengklaim, banyak keberhasilan yang telah dibuat pemerintahan Jokowi-JK selama dua tahun berkuasa. Pertama, perihal kebebasan demokrasi yang baik. Kedua, suhu politik yang kian stabil.

"Satu tahun pertama, aroma Pilpres masih terasa kuat, tetapi satu tahun berikutnya politik stabil. Pemilihan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) lancar, pemilihan Kapolri (Kepala Kepolisian RI) juga tak ada kendala," ungkap dia.

Menteri LHK: Pembangunan Tak Boleh Terhenti Atas Nama Deforestasi

Ketiga, masalah ekonomi dan sosial juga dianggap membaik selama dipimpin oleh pasangan presiden usungan Koalisi Indonesia Hebat itu. Pria yang akrab disapa Ara itu mengatakan, prestasi Jokowi lainnya, yaitu jumlah penduduk miskin berkurang, turunnya jumlah pengangguran, indeks pendidikan, dan kesehatan juga membaik.

"Kalau ada yang enggak puas dan banyak mempertanyakan kerjanya, saya rasa sah-sah saja. Namanya juga demokrasi, enggak masalah. Tapi bagi saya, sudah baik melihat data-data yang ada," ungkap dia.

Namun, Ara mengakui, salah satu kelemahan Jokowi adalah sulitnya membentuk kabinet ramping sebagaimana yang pernah dijanjikan. Menurut Ara, hal itu merupakan realitas politik yang mana partai politik mulai percaya kepada kader banteng itu.

"Sulit memenuhi kabinet ramping, ya memang realitasnya akomodasi politik harus didampingkan dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan berintegritas. Tetapi, kenyataannya realitas politik di Indonesia seperti itu," ungkap dia.

Ara menyadari, pemerintahan Jokowi-JK tak sempurna, artinya masih ada kekurangan. Ia mengharapkan, ke depan masyarakat terus mengkritisi pemerintah untuk memerbaiki kondisi bangsa.

"Enggak ada yang sempurna. Kita terima, karena tujuannya baik," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya