Pilihan Ruhut Mundur dari DPR Dinilai Tepat

Ruhut Sitompul.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA.co.id – Pilkada DKI Jakarta 2017 membuat kader Partai Demokrat Ruhut Sitompul berseberangan dengan pilihan partainya. Ruhut lebih memilih Basuki Tjahaja Purnama ketimbang Agus Harimurti Yudhoyono.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Atas perbedaan ini, Ruhut bahkan mengatakan akan segera mundut dari keanggotaannya di DPR, usai masa reses nanti. Langkah itu dipuji oleh Partai Golkar.

"Bang Ruhut menunjukkan konsistensi, komitmen dan sikap ksatria, karena berbeda pandangan dengan partainya, maka ia mundur dari DPR," kata Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi ketika dikonfirmasi, Kamis 20 Oktober 2016.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

Anggota Komisi I ini menilai apa yang dilakukan Ruhut sudah merupakan langkah yang semestinya. Walaupun ia yakin Ruhut juga berat meninggalkan parlemen ini.

"Saya kira langkah bang Ruhut pasti didasarkan pada perhitungan yang cermat," ujar Fayakhun.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

"Data dan fakta yang dimiliki, membuat Bang Ruhut mengambil keputusan, walaupun itu berat," tambah Fayakhun.

Sementara itu Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengucapkan terima kasih atas keinginan mundurnya Ruhut. Syarief mengatakan ada banyak kader Demokrat yang bisa menggantikan posisi Ruhut di parlemen

"Kita sih ucapkan terimakasih segala-galanya. Bagus buat Pak Ruhut, semuanya," kata Syarief di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Sebelumnya,  Ruhut Sitompul menyatakan mundur dari jabatan Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Partai Demokrat. Ruhut belakangan merencanakan melepas posisinya sebagai anggota DPR.

"Setelah reses ini saya akan mundur sebagai anggota DPR," kata Ruhut.

Ruhut menegaskan, rencana mundurnya dari DPR tak ada kaitan dengan proses etik di Partai Demokrat.   

"Bagaimana mau dipermalukan (hasil putusan MKD dan Wanhor), aku kan jubirnya Ahok. Ini terakhir. Jangan lihat 2019 ada namaku calon. Aku tidak mau lagi di Senayan jadi anggota DPR," kata dia.

Ia menjelaskan sejak dahulu baik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) maupun Komisi Pengawas Demokrat sudah sering memeriksanya. Namun ia mengklaim, tak ada satu pun yang didapatkan dari proses itu.

"Aku tidak main-main bela Ahok," kata Anggota Komisi III DPR ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya