PBNU Imbau Kampanye Pilkada Tidak Kutip Ayat Alquran
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Rais Syuriah Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin meminta isu SARA tidak memengaruhi proses dan tahapan Pilkada DKI Jakarta. Ia mengingatkan pemilihan pemimpin secara demokratis sangatlah penting bagi masa depan negeri ini.
"Di negara kita harus selalu ada pemimpin. Tanpa ada pemimpin yang disepakati akan ada kekacauan yang sulit dikendalikan," kata Ahmad usai acara dengan tema "Mendorong Pilkada DKI Cerdas, Damai dan Tanpa SARA" di Kawasan Menteng, Jakarta, Kamis, 13 Oktober 2016.
Selain itu, menurutnya, siapa pun calon dengan latar belakang etnis, ras, suku dan agama di negeri ini berhak dipilih dan memilih. Baik pemilih maupun yang dipilih tidak boleh mendapatkan tekanan.
"Persoalan memilih wajar kalau orang Jawa pilih Jawa, bukan diskriminasi. Islam pilih Islam, Nasrani pilih Nasrani wajar," ungkapnya.
Namun semua itu, kata dia, harus dilakukan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para kandidat harus bisa menunjukkan program yang paling baik sebagai modal untuk dipilih.
Ia mengakui masyarakat Indonesia mayoritas memang belum matang dalam berdemokrasi. Oleh karena itu, dia berharap nantinya tak ada kampanye dan sosialisasi yang mengutip ayat-ayat Alquran.
"Saya mengimbau umat Islam jangan menggunakan ayat Alquran dan Hadis untuk kampanye. Kedudukan bukan segala segalanya, yang segala-galanya keutuhan saat kita bersaudara," ujar dia.
Selain itu ia juga meminta semua pihak menjaga etika berpolitik. "Indonesia wadah warga negara dengan segala macam perbedaan. Indonesia keluarga besar yang harus dijaga oleh kita semua, selamanya," katanya. (ase)