Pilkada Jakarta 2017

PBNU Imbau Kampanye Pilkada Tidak Kutip Ayat Alquran

Ilustrasi/Peragaan kampanye saat pilkada
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Rais Syuriah Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin meminta isu SARA tidak memengaruhi proses dan tahapan Pilkada DKI Jakarta. Ia mengingatkan pemilihan pemimpin secara demokratis sangatlah penting bagi masa depan negeri ini.

PKB Diminta Kritisi Kerjasama PBNU-Korporasi Sawit

"Di negara kita harus selalu ada pemimpin. Tanpa ada pemimpin yang disepakati akan ada kekacauan yang sulit dikendalikan," kata Ahmad usai acara dengan tema "Mendorong Pilkada DKI Cerdas, Damai dan Tanpa SARA" di Kawasan Menteng, Jakarta, Kamis, 13 Oktober 2016.

Selain itu, menurutnya, siapa pun calon dengan latar belakang etnis, ras, suku dan agama di negeri ini berhak dipilih dan memilih. Baik pemilih maupun yang dipilih tidak boleh mendapatkan tekanan.  

Gus Yahya Cerita Peradaban yang Dibangun Nabi Muhammad hingga NU

"Persoalan memilih wajar kalau orang Jawa pilih Jawa, bukan diskriminasi. Islam pilih Islam, Nasrani pilih Nasrani wajar," ungkapnya.

Namun semua itu, kata dia, harus dilakukan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para kandidat harus bisa menunjukkan program yang paling baik sebagai modal untuk dipilih.

Gus Yahya: Mayoritas Petani Sawit di Sumatera Warga NU

Ia mengakui masyarakat Indonesia mayoritas memang belum matang dalam berdemokrasi. Oleh karena itu, dia berharap nantinya tak ada kampanye dan sosialisasi yang mengutip ayat-ayat Alquran.  
 
"Saya mengimbau umat Islam jangan menggunakan ayat Alquran dan Hadis untuk kampanye. Kedudukan bukan segala segalanya, yang segala-galanya keutuhan saat kita bersaudara," ujar dia.

Selain itu ia juga meminta semua pihak menjaga etika berpolitik. "Indonesia wadah warga negara dengan segala macam perbedaan. Indonesia keluarga besar yang harus dijaga oleh kita semua, selamanya," katanya. (ase)

Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar.

PBNU Diminta Perbolehkan KH Miftachul Akhyar Pimpin MUI

KH Miftachul Akhyar mengajukan pengunduran diri sebagai Ketum MUI, setelah ia juga diangkat menjadi Rais Aam PBNU baru-baru ini. Tetapi kiyai diharap tetap memimpin.

img_title
VIVA.co.id
12 Maret 2022