Kenapa SBY Masih Diam Soal Ruhut?

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY ).
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.idPartai Demokrat menghadapi “kerikil” dalam perhelatan Pilkada DKI Jakarta kali ini. Salah satu kadernya, Ruhut Sitompul, tak mau mengikuti keputusan mereka, yang mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono – putra sulung sang Ketua Umum, Susilo Bambang Yudhoyono – sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk Pilkada 2017.

Alasan Pemprov DKI Gelontorkan Rp 22,2 M untuk Perbaiki Rumah Dinas Gubernur

Kasus Ruhut ini cukup menjadi perhatian publik. Bahkan menjadi polemik di internal partai berlambang bintang Mercy tersebut. Antara Ruhut dan sejumlah elite Demokrat terlibat perdebatan, saling serang di media.

Namun, hingga saat ini, SBY belum mengambil sikap, dan cenderung diam. Belum lama ini, mantan Presiden RI selama dua periode itu justru menyerahkan urusan Ruhut ke sang anak, Agus, yang belakangan mulai populer disebut dengan inisial AHY. Sebuah langkah yang menimbulkan kritik.

Demokrat Munculkan Nama Dede Yusuf untuk Pilkada Jakarta 2024

"Dalam konteks partai, jelas Agus tidak dalam kapasitas menjawab sikap Ruhut," kata mantan kader Demokrat yang juga orang dekat Anas Urbaningrum, Tridianto, dalam perbincangan dengan VIVA.co.id, Minggu, 9 Oktober 2016.

Menurut Tri, persoalan itu merupakan problem internal Demokrat di mana SBY adalah Ketua Umum dan Ketua Majelis Tinggi. Bahkan, kata dia, sebagai pemilik partai.

Demokrat Sebut AHY Kader Terbaik, Sinyal Jadi Menteri Lagi di Kabinet Prabowo-Gibran?

"Aneh kalau yang disuruh menjawab adalah Agus," ujar Tri.

Namun, apabila dilihat dari karakter SBY, Tri berpendapat bahwa hal itu tidak aneh. Selama ini, ia menilai SBY suka ragu-ragu dan tidak tegas.

"Hal yang mestinya dengan mudah diselesaikan dengan sikap tegas, dibiarkan berlarut-larut oleh Pak SBY," katanya. [Baca: Berani Melawan Soal Cagub DKI, Ruhut Pegang Kartu SBY?]

Selain itu, dia melihat tidak cepatnya SBY dalam menangani pembelotan Ruhut karena adanya faktor lain. Misalnya, soal pengetahuan Ruhut terhadap hal-hal yang selama ini tak diketahui oleh publik.

"Jangan-jangan ancaman Ruhut yang akan nyanyi telah membuat Pak SBY ketakutan. Yang jelas, kalau Pak SBY tidak berani pecat Ruhut berarti memang ada kartu yang dipegang Ruhut dan Pak SBY takut nyanyiannya," tuturnya.

Sebelumnya, saat menghadiri konsolidasi pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di IS Plaza, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu, 5 Oktober 2016, SBY diberondong sejumlah pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang diajukan yaitu tentang Ruhut Sitompul. Tapi, SBY enggan memberikan komentar.

SBY berjalan dengan ekspresi muka yang datar dan seakan tak mendengarkan pertanyaan yang diajukan.

"AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) saja kalau mau tanya. Saya kan pensiun," kata SBY.

Begitu pula ketika menghadiri pentas pagelaran wayang orang yang diadakan oleh TNI di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Minggu, 2 Oktober 2016, SBY yang tampil dengan batik cokelatnya, tak bersedia diwawancarai para wartawan.

"Kan sudah sepuluh tahun saya diwawancara," ujarnya lalu tersenyum seraya melambaikan tangan.

Sementara itu, Ruhut menyatakan saat ini ada pihak-pihak dari elite Demokrat yang berlomba-lomba menjilat SBY. Namun, orang yang dijilat, tidak mau memecatnya.

Dalam berbagai kesempatan, Ruhut juga mengatakan bahwa SBY sayang terhadapnya, dan menghormati pilihannya dalam mendukung Basuki Tjahaja Purnama.

"Beliau galau, karena dia sayang sama aku. Gimana enggak galau, kader yang selalu dia katakan sebagai kader andalan," kata Ruhut.

Perkembangan terakhir, Komisi Pengawas Partai Demokrat sudah membuat surat panggilan kedua untuk Ruhut. Namun karena baru bisa hadir minggu depan maka lembaga itu mempercepat pengambilan keputusan.

Akhirnya, pada Jumat, 7 Oktober 2016, Komwas dengan suara bulat 100 persen mengambil keputusan untuk Ruhut dan sudah merekomendasikan sanksi. Rekomendasi tersebut lalu diserahkan ke Dewan Kehormatan Demokrat untuk eksekusi dan selanjutnya ke Ketua Umum Partai. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya