Ruhut Mundur dari Pengurus Demokrat, Ada Apa?

Ruhut Sitompul.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id - Ruhut Sitompul memutuskan mengundurkan diri dari jabatan sebagai Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam), Partai Demokrat. Langkah itu dinilai tepat meskipun kurang cepat.

Golkar dan Gerindra Sepakat Rekomendasikan Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI

"Mestinya sejak awal begitu. Etikanya kalau beda dengan kebijakan partai ya mundur. Atau setidaknya diam," kata mantan kolega Ruhut di Demokrat, Tridianto, kepada VIVA.co.id, Selasa, 4 Oktober 2016.

Teman dekat mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum itu menilai sikap Ruhut tersebut lebih lunak dari sebelumnya.

Tahapan Pilkada Jakarta 2024: Pendaftaran Paslon Dibuka 27 Agustus

"Mungkin Ruhut sudah didekati oleh petinggi Demokrat. Sikap ini juga menandakan bahwa Ruhut ternyata takut dipecat," kata Tridianto lagi.

Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat itu menegaskan bahwa jika SBY berani tegas untuk menegakkan disiplin partai, normalnya Ruhut dipecat sebagai pengurus dan anggota Demokrat. Begitu juga sebaliknya, apabila Ruhut jelas sikap etisnya sebagai politikus maka ia akan mundur sebagai kader.

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

"Ini sepertinya solusi lunak agar tidak ada yang kehilangan muka. Sekali lagi, ini tanda bahwa Ruhut takut dipecat dan Pak SBY juga takut memecat. Sangat mungkin ini terkait dengan kartu rahasia," tutur Tridianto yang pernah berniat maju sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Ruhut telah mundur dari jabatannya sebagai Koodinator Polhukam Partai Demokrat. Alasannya, ia akan turun langsung dalam mengkampanyekan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Karena saya sudah masuk kampanye Ahok, kan saya harus turun jadi juru kampanye dan blusukan dan sebagainya," kata Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2016.

Menurutnya, tidak elok jika ia masih memegang jabatan Ketua Koordinator Polhukam Partai Demokrat sekaligus menjadi juru kampanye Ahok.

"Tapi kalau kader, saya tetap kader, karena saya sangat menghormati Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai kader tidak (mundur), karena Demokrat bukan partaiku yang pertama, tapi partaiku yang terakhir," kata Ruhut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya