Peta Perang Digital Pilkada DKI, Siapa Menang?

Maskot Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – Keberadaan media sosial saat ini diyakini menjadi salah satu elemen dalam momen Pilkada DKI 2017. Media sosial dianggap menjadi salah satu basis kampanye ketiga kandidat untuk menjangkau pemilih muda dan kelas menengah Jakarta. 

Golkar dan Gerindra Sepakat Rekomendasikan Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI

Lembaga pemantau percakapan media sosial, PoliticaWave memandang, profil ketiga pasangan calon tidak lepas dari pemilih muda dan kelas menengah Ibu Kota. Untuk itu, penggunaan medium media sosial juga punya peluang besar untuk menggaet dukungan. 

Kekuatan media sosial sebagai platform kampanye adalah punya komunikasi dua arah, bisa dijadikan untuk menampung aspirasi pengguna dan pemilih. Media sosial juga dipakai pasangan calon untuk menjangkau pemilih pemula dan kelas menengah di Jakarta, yang bisa mempengaruhi pemilih lain di luar segmennya. 

Tahapan Pilkada Jakarta 2024: Pendaftaran Paslon Dibuka 27 Agustus

Selain itu, situs PoliticaWave menekankan keberhasilan penggalangan dukungan melalui media sosial terbukti berhasil dalam Pilkada DKI pada 2012 dan Pilpres dua tahun lalu. 

PoliticaWave mencatat pada Pilkada DKI sebelumnya, pasangan Jokowi-Ahok berhasil meraih memenangi pertarungan salah satunya berkat kampanye di media sosial. Pada 2012, PoliticaWave mencatat setidaknya lebih dari 500 ribu akun yang bercakap terkait dengan Jokowi-Ahok. 

Isu Kaesang Maju Pilgub DKI, Demokrat Masih Lihat-lihat

Penggunaan media sosial pada momen Pilkada 2017 juga terasa kencang. 

"Saat ini mesin kampanye media sosial ketiga pasangan sudah mulai bergerak. Tercatat ada 243.859 percakapan mengenai ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI," tulis Pendiri PoliticaWave, Yose Rizal,dalam keterangan tertulisnya, Senin 3 Oktober 2016. 

Data PoliticaWave mencatat, sejak pendaftaran terakhir pasangan calon pada 23 September lalu sampai saat ini, untuk pasangan Ahok-Djarot sementara memimpin percakapan di media sosial dengan meraih 146.460 percakapan atau punya share of awareness sebesar 60,06 persen dari total percakapan. 

Pasangan Anies-Sandi menempel ketat di posisi kedua dengan meraih 62.584 percakapan atau share of awareness 25,66 persen. Sedangkan pasangan Agus-Sylviana meraih 34.815 percakapan atau share of awareness sebesar 14,28 persen. 

PoliticaWave mencatat tiap percakapan yang dilahirkan mengandung sentimen, atau persepsi netizen atas pasangan calon tersebut. Dalam konteks sentimen ini, pengukuran PoliticaWave mencatat pasangan Ahok-Djarot sementara memimpin Net Sentimen atau selisih antara sentimen positif dan negatif. 

Net Sentimen Ahok-Djarot sebesar 7.078, kemudian kedua pasangan Agus-Sylviana sebesar 6.207, diikuti Anies-Sandi sebesar 2.981. 

PoliticaWave mengatakan, berdasarkan pengalaman Pemilu Kepada Daerah dan Pileg serta Pilpres sejak 2012, pasangan yang bakal keluar sebagai pemenang adalah pasangan yang jumlah percakapannya (share of awareness) terbesar dengan Net Sentimen paling positif. 

"Namun demikian, tentunya hasil ini masih sementara dan masih dinamis sampai hari pencoblosan," tegas Yose.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya