Ruhut: Ada yang Berlomba-lomba Jilat SBY

Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Komisi Pengawas Partai Demokrat berencana memanggil Ruhut Sitompul pada Jumat, 30 September 2016, lalu. Namun ternyata Ruhut tidak datang saat itu. Ruhut pun menjelaskan alasannya.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

"Tahu kenapa aku tidak datang kemarin? Pertama, Hayono yang dipanggil. Tahunya Hayono tak bisa datang. Sudah gitu aku dipanggil. Aku datang, jalan macet aku telepon loh," kata Ruhut kepada VIVA.co.id, Senin, 3 Oktober 2016.

Menurut Ruhut, sebelum tiba, ia sudah dekat dengan kantor Komisi Pengawas. Ia menelepon Ketua Pengawas, Ahmad Yahya.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

"Ketua Panwas bilang ‘lain kali saja, Bang. Saya ada acara’. Kita kan cuma mau cerita-cerita saja. Panwasnya itu bagus dia mantan Wagub Sulawesi Barat. Dia bagus," kata Ruhut.

Anggota Komisi III DPR itu menegaskan sudah mau sampai ke lokasi. Dia pun tak terima jika ada pihak-pihak yang mengatakan dirinya tidak bersedia menghadiri panggilan Komisi Pengawas.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

"Ini kan lagi berlomba-lomba menjilat Pak SBY, faktanya orang yang dijilat enggak mau pecat gue kan lucu," tutur Ruhut.

Posisi Ruhut di Partai Demokrat tengah menjadi sorotan. Sikapnya yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta bertentangan dengan keputusan partainya yang mengusung Agus Harimurti Yudhoyono.

Sejumlah elite partai berlambang bintang Mercy itu pun meminta Ruhut mundur. Namun Ruhut menolak. Ia meminta partai yang memecatnya. Jumat lalu, Komisi Pengawas Partai Demokrat berencana memanggilnya, namun batal. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya