Nusron: PDIP yang Angkuh Akhirnya Tunduk Terima Ahok

Nusron Wahid.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Koordinator Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan partai politik di Indonesia pasca reformasi berusaha menjadi partai politik yang modern. Parpol di era modern katanya harus menjadi koridor untuk mengadvokasi keinginan publik.

Nusron: Bamsoet Tidak Mengajukan Diri tapi Merespons Desakan

"Jadi partai politik tidak bisa melakukan hegemoni publik lagi. Jadi tidak laku lagi itu jargon petugas partai," kata Nusron di sekretariat Teman Ahok, Pejaten, Jakarta, Sabtu 1 Oktober 2016.

Nusron mencontohkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang kemudian mendukung Ahok. PDIP kata dia, akhirnya harus 'tunduk' mendukung Ahok, yang menurut Nusron diinginkan warga DKI Jakarta.

KPK akan Periksa Nusron Wahid terkait Kasus Amplop Serangan Fajar

"PDIP yang begitu angkuhnya, mau tidak mau tunduk menerima Ahok. Karena saya yakin kalau tidak mau, nanti kehilangan supremasi rakyat di Jakarta. Setelah itu nanti kehilangan supremasi rakyat di Indonesia ini," ujar Nusron.

Menurut Nusron, partai harus bisa dengan cepat menangkap keinginan masyarakat. Saat ini menurut dia, banyak parpol masih jadi kepanjangan elit.

Amplop Serangan Fajar, KPK Segera Panggil Mendag Enggar dan Nusron

"Jadi jangan jauhkan partai politik dari supremasi rakyat. Saat ini partai politik masih supremasi elit, bkn masyarakat," kata Nusron.

Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Nusron Wahid

Nusron Wahid Sebut Sudah Muncul 4 Caketum, Munas Tak Akan Aklamasi

Empat caketum itu antara lain Airlangga dan Bamsoet.

img_title
VIVA.co.id
15 November 2019