Pilkada Jakarta 2017

Pengamat Serukan Tak Pilih 'Kutu Loncat' di Pilkada DKI

Maskot Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – Profesor Riset Bidang Ilmu Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mewanti-wanti masyarakat ibu kota agar tidak memilih calon yang hanya menjadikan Pilkada DKI Jakarta sebagai batu loncatan ke Pemilihan Presiden pada 2019 mendatang.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

"Jangan dipilih orang yang akan lompat-lompat, apalagi nanti lalu ikut pemilu nasional. Jangan dipilih, siapa pun yang punya prospek hanya menjadikan Pilkada DKI sebagai stepping stones jangan dipilih," ujar Siti di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 1 Oktober 2016.

Siti menilai, sudah cukup, kasus mantan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang maju Pilpres. Karenanya, kata dia, jika terpilih, setiap pasangan calon harus bersumpah setia memimpin DKI selama lima tahun lamanya.

Gerindra Siapkan Kader Internal yang Potensial Menang di Pilkada Jakarta

"Kita ingin dia bersumpah untuk lima tahun, dia lima tahun juga untuk Jakarta. Itu cukup, it's enough, kalau tidak siap lima tahun di Jakarta jangan mencalonkan diri," ujar Siti.

Menurut Siti, ingkarnya seorang kepala daerah, akan sumpah setianya menjadi pembelajaran demokrasi yang tidak bagus bagi publik.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

"Makanya kita harus hormati bu Risma tidak pindah, lima tahun sumpahnya, bagusnya seperti itu," kata dia.

Untuk membuat publik sadar akan hal tersebut, maka tak ada cara lain selain sosialiasi yang harus digalakkan mulai dari Pilkada 2017 mendatang. Publik juga harus diingatkan, bagaimana memilih calon yang berintegritas dan kredibel menjadi pemimpin.

"Diomongkan, disosialisasikan dari sekarang lewat kampanye pemilu, bukan  kampanye politik. Kita kan memilih calon-calon di antara tiga pasangan yang punya integritas dan kredibilitas dan berjanji tak lompat pagar," ungkap Siti.

"Jadi jangan dipilih siapa pun yang naga-naga-nya akan ke sana no way. Karena kita dibohongi, buat apa kita memilih orang yang membohongi kita. Mereka harus berniat mendedikaskan diri untuk Jakarta. Kalau tidak se-Indonesia juga akan sama, khususnya Jakarta," tambah dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya