Mau Makan Semeja dengan Ahok, Bayar Rp25 Juta

Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok), selfie bareng penggemar.
Sumber :
  • Agus Tri Haryanto/VIVA

VIVA.co.id – Ketua DPD DKI Golkar DKI Jakarta, Fayakhun Andriadi, mengatakan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki terobosan mendapatkan pemasukan untuk dana kampanyenya. Di antaranya mulai dari stand up comedy Ahok hingga menjual merchandise.

Hasto: Ahok Belum Terdaftar Jadi Kader PDI Perjuangan

"Dia (Ahok) bilang silakan ciptakan event organizer di semua partai politik dan relawan. Jadi apakah bikin di Istora, kamu bayar Rp10 ribu, datang, terus Ahok bicara, foto sama-sama. Itu akan kami buat. Duitnya akan dimasukkan ke kas (tim pemenangan)," kata Fayakhun di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 29 September 2016.

Ia menjelaskan, baik tim pemenangan maupun masing-masing partai pengusung akan memiliki rekening bersama dan sendiri. Lalu partai boleh membuat kegiatan. Misalnya acara makan malam bersama Ahok untuk pengusaha diberi harga Rp25 juta semeja dengan Ahok. Lalu, di meja sekitar Ahok dihargai Rp10 juta.

Djarot: Ahok Minta Pendukungnya Tak Golput

"Buat masyarakat, misalnya, di tennis indoor Rp10 ribu atau Rp25 ribu per orang (tiket masuk). Dikali 10 ribu orang sudah Rp250 juta. Jadi Ahok ini menarik. Ketika partai dukung tak minta mahar, wong kami urunan kok," kata Fayakhun.

Ia mensimulasikan lagi cara timnya mendapatkan pemasukan untuk kas tim pemenangan. Misalnya pada 25 Oktober 2016 sudah ditentukan nomor urut calon. Lalu mereka punya waktu Oktober, November, dan Desember untuk membuat sekitar 22 kali kegiatan.

Haru, Djarot Dilepas dengan Iringan Arakan Delman

"Dia (Ahok) bilang terserah mau bikin stand up comedy, gue juga siap. Yang nonton bayar Rp1 juta. Tak kalah-kalah sama Tukul. Misal dengan 1 event bisa terkumpul Rp250 juta, maka dengan 22 event bisa terkumpul Rp5 miliar. Kampanye jalan, dapat duit pula Rp5 miliar. Bahwa tim pemenangan sewa ini itu akan dilaporkan," kata Fayakhun.

Ia melanjutkan, untuk Ahok yang akan melakukan stand up comedy diprediksi untuk satu jam bisa dibayar Rp50 juta. Begitupun kalau akan dibuat seminar, Ahok bisa menjadi pembicara dengan bayaran yang sama. Uangnya akan disetorkan ke kas tim pemenangan.

"Serius. Kalau dia mau, satu hari dapat 3 jadwal (stand up comedy) sudah Rp150 juta. Ini politik berubah. Dulu partai terlihat nyebelin, ada mahar politik, sekarang tidak ada. Dulu cetak kaos bagi-bagi ke rakyat. Sekarang jualan kaos dan merchandise," kata Fayakhun.

Menurutnya politik di Indonesia memang berubah. Seperti di Amerika, warganya membeli pin Hillary dan Trump. Sekarang hal itu terjadi juga di Indonesia dalam konteks Pilkada DKI Jakarta.

"Kan gila datang ke kampanye bukannya dimobilisasi malah beli tiketnya. Apakah pasangan Agus, Anies bisa gitu? Kalau Ahok, lu tunggu saja. Kejadian. Tapi dia orangnya memang lucu. Beda kan yang gue usung," kata Fayakhun.

Ia menuturkan pasangan Agus dan Sylviana mungkin memasukkan Rp100 miliar untuk cetak kaos. Tapi tim di Ahok malah jual kaos yang desainnya diserahkan ke partai dan relawan.

"Sampai sekarang beberapa keponakan gue dan temannya tanya kaos itu, mau beli. Desainnya keren, itu yang beda. Kalau sumbangan dari Golkar, ada dalam bentuk sarana prasarana untuk pelatihan saksi," kata Fayakhun. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya