Demokrat Anggap Sikap Ruhut Soal Ahok Cuma 'Kerikil Kecil'

Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Didik Mukrianto, mengungkapkan kader mereka yang membangkang dari keputusan partai – yang mendukung Agus Harimurti dan Sylviana Murni untuk Pilkada DKI Jakarta 207 – merupakan “kerikil-kerikil kecil.”

Agus Yudhoyono Apresiasi Permintaan Maaf Ahok

Diketahui, ada sejumlah kader Demokrat yang sejauh ini mendukung calon lain, seperti Ruhut Sitompul, dan Hayono Isman. Mereka dengan tegas kepada publik menyatakan justru mendukung pihak lawan, yakni pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.

"Kami tak ingin kerikil-kerikil kecil ini jadi sesuatu yang dalam tanda kutip hambat pemenangan Agus dan Sylvi," kata Didik di Gedung DPR, Jakarta, Senin 26 September 2016.

Permintaan Maaf Ahok Diapresiasi

Namun, menurutnya, Demokrat akan tetap fokus memenangkan pasangan yang diusungnya di DKI. Soal kader Demokrat yang tak sejalan dengan keputusan partai akan dikembalikan pada kader bersangkutan.

"Ketika ada kader yang aspirasi pribadinya tak sesuai keputusan partai. Ada keinginannya yang tak diakomodir partai, kemauan yang beda dengan keputusan partai. Kalau tak bisa dikonsolidasikan, tak bisa disatukan, kami dari fraksi mempersilakan yang bersangkutan mengambil jalannya sendiri," kata Didik.

Datangi Ponpes, Agus Yudhoyono Minta Doa Restu

Tak hanya itu, ia menegaskan kader tersebut juga akan melalui pemeriksaan lembaga pengawas partai. Sehingga secara administrasi partainya akan menyikapi secara bijaksana. Sehingga tak ingin bersikap emosional terhadap polemik ini.

"(Pemberian sanksi) prosesnya masih panjang. Kita akan periksa dan panggil untuk mendapatkan keterangan. Dari itu diproses komisi pengawas, seberapa jauh substansi dugaan pelanggaran. Apakah yang bersangkutan sadari itu pelanggaran dan kembali ke jalan yang benar akan menjadi pertimbangan," kata Didik.

Menurutnya, tiap kader seharusnya merepresentasikan dan melaksanakan kebijakan dan keputusan partainya. Ia pun mengimbau kader yang berbeda sikap untuk kembali sesuai garis keputusan partai.

"Ketika sudah menetapkan hati berlabuh di sebuah rumah politik, kita tahu konsekuensinya, partai sudah berikan ruang, kesempatan dan fasilitas untuk membesarkan diri sesuai jalur yang dipunya partai. Kalau merasa dia jadi kader yang hebat, itu karena kontribusi yang diberikan partai," kata Didik.

Contoh Buruk

Saat ditanya spesifik soal Ruhut yang mendukung Ahok, ia menjelaskan hingga kini Ruhut masih tercatat sebagai pengurus DPP. Ruhut ia nilai juga telah diberikan amanah oleh rakyat dan fasilitas dari partai.

"Rakyat Jakarta juga paham bahwa perilaku politik akan representasikan sikap dan kebijakan partai. Kalau ada kader yang beda dengan garis partai akan jadi contoh buruk ke depan," kata Didik.

Ia meyakini pemenangan Agus dan Sylviana tak akan terganggu akan persoalan ini. Sebab yang 'dijual' bukan kader tapi keunggulan calon.

Sebelumnya, Demokrat bersama tiga partai lainnya PKB, PAN, dan PPP mendeklarasikan mendukung Agus Harimurti dan Sylviana Murni. Namun, ada kader Demokrat yang secara terbuka menyatakan dukungan pribadinya pada petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Di antaranya Ruhut Sitompul.

Ahok maju diusung Golkar, Hanura, dan Nasdem. Belakangan PDIP juga ikut mendukung Ahok dan memasangkannya bersama kader PDIP petahana wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya