Ini Basis Massa Pemilih Tiga Cagub-Cawagub DKI Jakarta

Para calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Tiga bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta telah resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Ketiganya adalah, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno.

Anies Baswedan 16 Bulan Tak Punya Wagub, Inikah Penyebabnya?

Ketiganya diketahui telah menyerahkan berkas persyaratan calon ke KPU DKI, dan mengikuti serangkaian tes kesehatan, psikologi dan narkoba.

Pengamat politik, Mohammad Hailuki menilai ketiga bakal calon ini memiliki basis-basis pemilih, yang merepresentasikan komunitas tertentu, faktor agama, hingga soal dukungan pemodal dan penguasa.

Cerita Haru Saat Serah Terima Kunci Rumah DP 0 Rupiah

Seperti pasangan Cagub Agus Harimurti Yudhoyono dan Cawagub Sylviana Murni. Menurutnya, sosok Sylvi yang sebelumnya menjadi Deputi Gubernur DKI, bisa menarik lebih banyak suara birokrat DKI.

"Pasangan Agus-Sylvi lebih berpeluang meraih dukungan birokrat PNS dibanding kedua kandidat lainnya mengingat Sylvi adalah mantan walikota Jakarta Pusat dan Jakarta Barat," ujar Hailuki, kepada VIVA.co.id, Senin 26 September 2016.

Sandiaga Siapkan Kado Ultah untuk Anies Baswedan

Sementara untuk dukungan dari kelompok pengusaha, Hailuki menerangkan, lebih banyak diperoleh calon incumbent yakni Basuki Tjahja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

"Yang paling kentara adalah kedekatan Ahok dengan sejumlah pengusaha properti seperti Agung Sedayu dan Agung Podomoro, belum lagi pengaruh Presiden Jokowi terhadap kelompok pengusaha menjadi bagian tak terpisahkan dari kekuatan Ahok," katanya.

Dari sisi etnis, Hailuki menilai etnis Jawa akan terpecah pada sosok Djarot dari Blitar Jawa Timur. Sebagian lagi akan ke Agus Harimurti, yang berasal dari Pacitan. Sementara untuk suara Betawi, akan dikuasai Sylvi.

"Selanjutnya, berdasarkan basis agama yang mayoritas penduduk Jakarta didominasi umat Islam, sosok Anies Baswedan yang berlatar Arab memiliki nilai jual tersendiri," katanya.

Namun untuk muslim Ibukota terdapat beberapa ideologi yang berbeda-beda. Ia mencontohkan seperti Islam-nasionalis dan Islam-tradisional, yang cenderung akan mendukung Ahok-Djarot dan Agus-Sylvi.  "Sedangkan Islam-modernis dan Islam-fundamentalis kemungkinan besar mendukung Anies-Sandi," lanjutnya.

Organisasi mahasiswa pun, lanjutnya akan tersegmentasi pada beberapa calon. Seperti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang dipastikan mendukung Ahok-Djarot. Sedangkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) akan terpecah ke semua kandidat.

"Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagian besar cenderung mendukung Anies-Sandi dan Agus-Sylvi. Adapun Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tampaknya cenderung solid mendukung Agus-Sylvi mengingat PPP dan PKB berada dalam barisan koalisi Poros Tengah," katanya.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) juga cenderung memberikan dukungan kepada Anies-Sandi mengingat PKS sebagai partai pengusung.

Sementara Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), kemungkinan juga akan tersebar ke semua kandidat. Hanya saja, sebagian besarya  berpotensi mendukung Ahok-Djarot.

Dengan begitu, Hailuki menilai terlalu dini bila ada beberapa pihak yang mengklaim salah satu kandidat akan menang dalam satu putaran.

"Prediksi yang mengatakan pemenangnya sudah bisa ditentukan sekarang jelas dibangun di atas argumentasi yang dangkal dan rapuh, karena sesungguhnya perang baru saja dimulai," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya