Marzuki Alie: SBY Sudah Hitung Pencalonan Agus Yudhoyono

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVA.co.id - Partai Demokrat mengambil langkah yang mengejutkan publik Tanah Air dengan mengusung Agus Yudhoyono sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Langkah tersebut dinilai tak terlepas dari kejelian sang pemimpin partai, Susilo Bambang Yudhoyono.

AHY Ungkap Ternyata Wali Kota Surabaya Teman Sekelasnya Kuliah Doktor

"SBY ahli strategi, itu diakui oleh banyak pihak termasuk dari TNI. Pendapat itu banyak juga saya dengar dari senior-senior SBY atau yang satu angkatan," kata mantan Ketua DPR Marzuki Alie dalam keterangan yang diterima VIVA.co.id, Jumat, 23 September 2016.

Marzuki yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu berpendapat tidak mungkin SBY mengorbankan anaknya untuk kompetisi tanpa perhitungan yang matang.

Pakai Sarung dan Peci, AHY Sowan ke Rais Aam PBNU

"Beliau selalu mempergunakan survei yang kredibel untuk memutuskan sesuatu yang terkait dengan isu publik," katanya menambahkan.

Marzuki mengungkapkan, hasil survei jelas, elektabilitas Ahok semakin menurun. Menurutnya, tren ini bahaya. Karena, kalau tidak ada sesuatu yang luar biasa tidak mungkin tren itu bisa di bangun kembali.

Emil Dardak Bicara 'Kuda Hitam' AHY dan Nasib Demokrat pada 2024

"Ditambah lagi organisasi anti Ahok semakin berkembang, sudah sangat massive dari kampung ke kampung. Itu semua pasti dalam pantauan SBY," kata Marzuki.

Selain itu, belum adanya calon lawan yang secara signifikan bisa menjadi musuh seimbang bagi Ahok juga menjadi faktor. Dengan demikian, SBY melihat suatu peluang.

"Ada momentum yang bisa dimasuki SBY untuk memenuhi ambisinya melanjutkan kekuasaan kepada putra yang memang sudah disiapkan. Yang jelas, Agus tidak banyak peluang berkarir di TNI karena tidak ada dalam lingkaran kekuasaan lagi," ujar Marzuki.

Ahli Pencitraan

Tak hanya strategi, Marzuki menegaskan bahwa SBY juga ahli dalam pencitraan. Bahkan ia mengatakan suhunya atau guru pencitraan di Indonesia adalah SBY, yang dicontoh dengan baik oleh Jokowi mulai Pilkada sampai Pilpres.

"Saya ingat kalimat SBY, politik itu citra," kata Marzuki.

Marzuki menunjukkan sebuah referensi. Di DKI Jakarta, belum ada pejabat atau partai yang menang dua kali di era demokrasi.

"Pemilih di Jakarta sangat cair dan mudah berpindah, begitu tidak puas langsung pindah," katanya.

Selain itu, Marzuki mengingatkan bahwa Sylviana Murni, pasangan Agus juga bukan sembarang orang. Ia mempunyai track record yang mumpuni sebagai birokrat, pendidikan tinggi dan berpengalaman.

"Yang bisa mendukung Agus untuk cepat menguasai masalah DKI. Citra Bu Silvy bisa menarik kaum muda perempuan profesional dan terdidik," tutur dia.

SBY Selalu Menang

Marzuki memberikan referensi lainnya. Saat Pilpres 2004, SBY masih di bawah 10 persen, sedangkan Megawati sudah hampir 40 persen. Namun, tren Mega yang menurun. Situasi itu lantas dimanfaatkan SBY untuk maju dan berkompetisi.

"Ada 3 calon, Agus akan masuk putaran 2. Di situlah pertempuran head to head Agus dan Ahok, Agus menang," kata Marzuki.

Marzuki melanjutkan analisanya. Dia mengatakan bahwa SBY adalah orang yang punya keahlian untuk mengkapitalisasi semua kelemahan lawan dan kekuatan dirinya.

"Beliau masih punya kekuatan yang tidak terlihat, juga dekat dengan kelompok etnis dan konglomerat. Artinya mereka tidak all out mendukung Ahok, pasti merasa tidak enak hati," katanya.

Oleh karena itu, apabila Ahok tidak mengubah strategi, maka Ahok akan tergusur. Agus menang dan disiapkan akan running di 2019.

"Capres termuda, mengikuti jejak Obama, seperti yang dirintis AU (Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat), tapi kurang mendapat dukungan yang kuat sehingga tergusur," kata dia.

Kondisi paling buruk, Marzuki berpendapat, Agus akan memimpin partai. Jika ia kalah di DKI.

"Itu semua sudah dihitung oleh SBY. Tidak ada yang kalah dalam perhitungan SBY. Orang hebat karena punya 1001 alternatif."

Apakah analisa Marzuki Alie ini menjadi kenyataan? Kita nantikan bersama-sama.

Seperti diketahui bersama, Partai Demokrat dalam mengusung Agus sebagai calon Gubernur DKI Jakarta tidak sendirian. Mereka menggandeng partai-partai lainnya seperti PAN, PKB, dan PPP.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya