Warga Ingin Perubahan Nuansa Gubernur DKI

Diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Dinamika Politik Jelang Pilkada Serentak
Sumber :

VIVA.co.id – Koordinatoriat Wartawan Parlemen bekerjasama dengan Bagian Pemberitaan DPR RI kembali menggelar diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Dinamika Politik Jelang Pilkada Serentak 2017'. 

DPR Setujui Pagu Indikatif Kemensos 2021 Sebesar Rp62,024 Triliun

Hadir dalam diskusi ini anggota DPR dari Fraksi PPP Arwani Thomafi, dari Fraksi NasDem Syarif Abdullah Alkadrie, Wasekjen DPP PKB Jazilul Fawaid, dan Muhammad Qodari, Direktur Eksekutif IndoBarometer. 

Politisi PKB, Jazilul Fawaid menegaskan bahwa warga DKI Jakarta sangat menginginkan pergantian gubernur dari yang ada saat ini. Tentunya hal tersebut tidak lepas dari sepak terjang Ahok selama mengisi jabatannya menggantikan Jokowi.

Demokrat: Jika RUU HIP Bertujuan Mulia, Enggak Mungkin Rakyat Bereaksi

“Nuansa yang hadir adalah menginginkan ada perubahan Gubernur DKI. Survey-nya, warga DKI ekspektasi gubernur yang baru,” kata Jazilul.

Jazilul sendiri membenarkan bahwa pihaknya (PKB) hingga Rabu, 21 September malam tidak mendukung Ahok sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membahas figur selain Ahok untuk diusung pada pemilihan gubernur DKI Jakarta, Februari 2017 nanti.

Tidak Virtual DPR Rapat dengan Menhan Prabowo dan Panglima TNI

“Setelah ketemu di  Cikeas, wacana yang dikebangkan menyangkut figur, kita ingin ada Pak Syaefullah sebagai wakil, gubernurnya kita ingin Pak Yusril. Petanya bisa berubah,” ujar Jazilul. 

Sementara itu, Pengamat Politik M Qodari mengatakan bahwa penetapan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta oleh PDIP telah meninggalkan sisa yang tidak bagus. Salah seorang kader partai tersebut langsung melayangkan pengunduran dirinya kepada pimpinan partai berlambang kepala banteng pimpinan Megawati Soekarnoputri.

“Hari ini saya mendapat WA bahwa Boy Sadikin mundur dari kader PDIP,” kata Qodari di Media Center DPR RI, Kamis, 22 September 2016.

Gejolak atas putusan DPP PDIP tersebut, lanjut Qodari, sebenarnya juga sudah muncul beberapa waktu sebelumnya. Setidaknya, menurut Qodari, ada sejumlah reaksi penolakan yang disampaikan kader PDIP atas diri Ahok. 

“Sempat pula beredar video yang isinya Ahok pasti tumbang,” lanjut Qodari.

Hal lain yang menjadi sorotan Qodari pasca ditetapkannya Ahok sebagai calon gubernur oleh PDIP adalah, sosok yang akan mengisi posisi strategis dalam pemenangan kontestasi tersebut. Seperti posisi ketua tim pemenangan, sebelumnya ketua tim pemenangan Ahok diketuai oleh kader Golkar, Nusron Wahid.

“Siapakah ketua tim pemenangannya? Apakah masih Nusron Wahid atau yang lain,” ujar Qodari. 
 
Menurut Qodari, pencalonan Ahok-Jarot menyisakan problem internal bagi PDIP, ujarnya.  (webtorial) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya