- ANTARA/Wira Suryantala
VIVA.co.id - Partai Golkar sempat berada di luar pemerintahan usai Pemilihan Presiden 2014. Baru setelah menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Bali beberapa waktu lalu, Golkar kembali mengubah pilihan tersebut.
Partai berlambang pohon beringin itu resmi menjadi bagian dari kabinet Presiden Jokowi usai reshuffle kabinet jilid kedua dilakukan. Salah satu kadernya, Airlangga Hartarto ditunjuk sebagai menteri perindustrian.
"Ketika berada di luar pemerintahan, seolah kehilangan karakter sebagai partai pelopor pembangunan, partai yang memiliki doktrin kekaryaan," kata Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dalam sambutan penutupan Rapimnas Golkar di Senayan, Jakarta, Kamis, 28 Juli 2016.
Novanto mengatakan, Golkar mendukung pemerintah dengan tujuan meningkatkan efektivitas kerja demi bangsa dan negara. Oleh karena itu, dia memastikan, seluruh kader, baik yang berada di legislatif maupun eksekutif sudah siap untuk mendukung kebijakan dan program pemerintah. "Golkar akan berjuang bersama partai-partai lain," kata Novanto lagi.
Mantan Ketua DPR itu lalu mengungkapkan bukti komitmen Golkar pada pemerintah. Salah satunya adalah saat kader-kader mereka di DPR yang mendukung RUU Tax Amnesty meskipun saat itu belum resmi bergabung di kabinet.
"Fraksi Partai Golkar tampil di depan bersama fraksi-fraksi yang lain, untuk mempelopori undang-undang tersebut sehingga bisa diselesaikan secepatnya," ujarnya.
Novanto menambahkan bahwa Partai Golkar akan menyatu dengan pemerintah dan satu barisan dengan partai-partai yang lain untuk memberikan kontribusi. Selain itu juga membangun solidaritas, dan kebersamaan dengan partai lain, mengefektifkan pemerintahan dalam rangka memperkokoh sistem presidensiil dan demokrasi Pancasila.
Setya Novanto Acungkan 2 Jari Saat Nyoblos di Lapas Sukamiskin
Setya Novanto Acungkan 2 Jari Saat Nyoblos di Lapas Sukamiskin
