Keterlibatan TNI Sangat Dibutuhkan dalam Kondisi Terbatas

Sarifuddin Sudding (Fraksi Partai Hanura MPR RI)
Sumber :

VIVA.co.id – Anggota Pansus RUU Terorisme DPR RI Sarifuddin Sudding menegaskan jika pelibatan TNI dalam penanganan tindak pidana terorisme hanya dalam kasus-kasus tertentu. Seperti ancaman terhadap Presiden RI, kedaulatan negara, pembajakan pesawat, dan WNI di luar negeri.

Jenderal TNI Lulusan CORO Jadi Kasad Pertama

“Jadi, tidak semua dalam kasus terorisme, TNI terlibat, kecuali pada kejahatan yang luar biasa. Di mana UU No 15 tahun 2003 tentang Terorisme itu lebih menekankan pada pencegahan dan penanggulangan terorisme dan deradikalisasi,” kata Sarifuddin Sudding dalam diskusi ‘RUU Terorisme’ bersama pengamat terorisme Prof. Hermawan Sulistyo, dan Direktur Program Imparsial Al A’raf di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa 28 Juni 2016.

Menurut Anggota Komisi III DPR RI dari fraksi Hanura itu, bahwa keterlibatan TNI sangat dibutuhkan dalam kondisi yang terbatas, karena kemampuan dan persenjataan TNI yang terbaik dibanding kepolisian sendiri. Namun demikian, Pansus DPR RI menerima masukan dari masyarakat.

Kisah Serka Sutikno Dinaikan Pangkatnya Oleh Jenderal Gatot

Tapi kata Al A’raf keterlibatan TNI tersebut harus melalui UU tersendiri, yaitu UU Perbantuan TNI. Kalau tidak, maka akan memunculkan problem hukum dan demokrasi yang serius di Indonesia. “Kalau ancaman itu bergeser dari terror ke makar, berarti bergeser ke pertahanan negara,” ujarnya.

Seperti di Suriah, dimana ISIS sudah menguasai beberapa wilayah negara, maka negara bisa melibatkan TNI. Hanya saja UU yang digunakan adalah UU Teritorial, bukan UU Terorisme. Makanya dia meminta Pansus DPR bisa membedakan antara terorisme dan politicall desisign.

Panglima TNI Ingatkan Pentingnya Ketahanan Nasional

Hermawan Sulistyo berharap apapun yang terjadi jika ada WNI yang disiksa, diperkosa, dan dilanggar HAM nya di luar negeri, negara harus mengawal.

“Tapi, Indonesia ini diam saja. Buku saya hanya karena ada gambar palu aritnya di-sweeping oleh Kodim. Itu artinya, intelejennya belum baca buku, dan karena gambarnya palu arit, mereka langsung mengamankan buku itu. Jadi, saya terima kasih Pak Kodim,” katanya.  (Webtorial)

VIVA Militer: Pasukan Korps Marinir dan Denjaka TNI Angkatan Laut

Jenderal SAS Inggris Mengaku Kapok Perangi TNI dan Rakyat Indonesia

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Inggris tahu pihaknya mengalami kekalahan dalam Pertempuran Surabaya.

img_title
VIVA.co.id
12 Januari 2021