VIVA.co.id – Langkah Pengurus Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) meminta ditolak sejumlah pihak. Ketua Umum Baladhika Karya Novel Hilabi mengatakan, pernyataan Ketua Umum PP AMPG, Fadh El Fouze Arafiq itu sangat tidak mencerminkan seorang pemimpin organisasi kepemudaan Partai Golkar.
"Dia tidak bisa membedakan posisi Ketua DPR. Ketua DPR itu pejabat publik. Bukan hanya anggota Fraksi Golkar," kata Novel di Gedung DPR, Jakarta, Jumat 24 Juni 2016.
Novel menuturkan, dengan membuat surat yang mendesak Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto untuk mencopot Ade, menandakan ketidakpahaman Fadh akan sistem ketatanegaraan.
Selain itu, kepengurusan PP AMPG di bawah Fadh sendiri belum jelas, karena Menkumham belum memberikan surat keputusan (SK). Menurutnya, pembuatan surat dengan isi memaksa Novanto untuk melengserkan jabatan Ketua DPR sebagai sebuah sikap pembangkangan.
"Masa dia mendikte ketua umum. Masa dia mendikte partai," tegasnya.
Dengan sikap seperti itu, Novel menyesalkan nama Fadh masuk dalam kandidat ketua DPP bidang kepemudaan Partai Golkar. Dia berpendapat, Fadh tidak memberikan contoh bagi yang lain, bahkan membuat kegaduhan.
"Saya khawatir, sikap aroganya justru membuat Partai Golkar akan ditinggalkan oleh para pemuda. Golkar dibangun dari banyak perbedaan. Bila Golkar ditinggalkan pemuda, sulit untuk mengembalikan kejayaannya," ujar Novel.
Novel menambahkan, seharusnya semua perselisihan selesai saat Munaslub Bali usai. Karena itu, tidak perlu ada kegaduhan baru.
"Saya harap, ketua membatalkan Fadh masuk dalam pengurus DPP. Mumpung susunan DPP sendiri belum disahkan Menkumham. Kami selaku unsur organisasi kepemudaan pendiri partai mendesak ketua umum Partai Golkar mengevaluasi kembali keberadaan Fadh sebagai (calon) Ketua DPP Bidang Kepemudaan Partai Golkar," tuturnya. (asp)
