Cerita Hary Tanoe soal Tiga Fase Kehidupannya

Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjoe ziarah ke makam Wali Songo.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVA.co.id – Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo melakukan safari Ramadan dengan keliling Pulau Jawa pada 18-22 Juni 2016. Ia pun menyempatkan diri untuk ziarah ke makam Sunan Ampel di Surabaya, Jawa Timur.

Caleg Perindo Polisikan Caleg Hanura gara-gara Dugaan Penipuan CPNS

Dari makam Sunan Ampel, pria asal Jawa Timur itu melanjutkan ziarah ke makam Sunan Giri di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Dia juga berziarah ke makam Sunan Drajat di Lamongan dan makam Sunan Bonang di Tuban, Jawa Timur.

Selain ziarah ke makam Wali Songo, politikus yang akrab disapa HT itu juga mengunjungi sejumlah pesantren antara lain Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat dan Ponpes Ashomadiyah di Desa Kinking, Kabupaten Tuban. Di sana, ia berbagi cerita dengan para santri.

Hary Tanoe Minta Jokowi Ceritakan Kunci Suksesnya

HT mengatakan bahwa ada tiga fase dalam kehidupannya. Pada 25 tahun pertama, dia membangun edukasi atau pendidikannya hingga lulus S2. Kemudian pada 25 tahun berikutnya, dia menata rumah tangga dan usaha.

"Alhamdullilah berhasil dengan baik. Pada 25 tahun ketiga, saya berusaha membaktikan diri saya untuk bangsa dan negara, bagaimana bisa membangun Indonesia dalam arti yang sesungguhnya. Itulah kenapa saya terjun ke partai politik," kata HT dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 21 Juni 2016.

Sekjen Parpol Pendukung Jokowi Kumpul, Rampungkan Timses

HT ingin berjuang agar Indonesia bisa lebih cepat menjadi negara maju. Dia menjelaskan, negara maju bisa membiayai pendidikan masyarakatnya hingga perguruan tinggi.

Layanan kesehatan juga bisa didapatkan masyarakat secara cuma-cuma alias gratis. Bahkan yang belum memiliki pekerjaan, diberikan santunan hingga mendapatkan pekerjaan.

"Kalau Indonesia bisa seperti itu, tidak akan ada kecemburuan-kecemburuan (sosial)," ujarnya.

HT menegaskan bahwa generasi muda harus mengambil peran dalam pembangunan bangsa. Sebab, masa depan Indonesia ada di tangan mereka.

"Saya ingin generasi muda betul-betul semangat dan terbangun, karena Indonesia membutuhkan mereka. Mereka harus menjadi orang-orang yang membangun bangsa," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya