Pendukung Jokowi Dirikan Partai Baru

Ilustrasi bendera partai-partai politik beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Antara/ Fanny Octavianus

VIVA.co.id – Sejumlah relawan Jokowi saat Pilpres 2014 mendirikan partai politik baru. Namanya Partai Indonesia Kerja (PIKA). Menurut Ketua Umum Partai Indonesia Pekerja (PIKA) Hartoko Adi Oetomo, berdirinya partai itu dilatarbelakangi keinginan kaum profesional yang sebelumnya Golput saat pemilu, turut membangun politik yang sehat.

Projo Sikapi Partai Baru Besutan Relawan Jokowi

"PIKA didirikan kaum profesional dan orang-orang Golput yang sudah bertaubat. Hal ini karena melihat sistem politik kita ini tidak sehat," kata Hartoko saat di hubungi, Kamis 2 Juni 2016.

Menurutnya, sistem rekrutmen partai politik yang ada saat ini masih tertutup. Partai politik yang seharusnya lembaga publik, lembaga masyarakat, sudah berubah menjadi lembaga privat milik perseorangan, keluarga atau kelompok elit.

Terungkap, Alasan Rizky Irmansyah Sukses Curi Perhatian Nikita Mirzani

"Tinggal kaum-kaum profesional dan orang-orang golput yang bertaubat itu ambil akses untuk orang-orang baik di republik ini, untuk masuk di dalam jajaran partai politik," ujarnya.

Menurut Hartoko para pendiri PIKA yang awalnya golpt mulai tersadarkan saat sosok Joko Widodo muncul. Bahkan, Hartoko mengkalaim berjuang sejak awal bersama Jokowi hingga menjadi presiden saat ini.

Top Trending: Suami Sandra Dewi Punya Saham Triliunan, Ramalan Jayabaya Soal Masa Depan Indonesia

"Kita orang-orang yang dukung kerja Jokowi sejak Walikota, Pilgub dan Pilpres. Saya mendukung beliau sejak Pilkada pertama di Solo dan saya menemani beliau," ujarnya.

Meski baru berdiri Pika tetap mendukung semua program presiden, Jokowi. "Tetapi untuk agenda jangka panjangnya, untuk mewujudkan cita-cita bapak pendiri bangsa yang sekarang sudah semakin jauh," kata dia.

Hartoko memaparkan pengagas partai ini awalnya tak lebih dari 50 orang dengan latar belakang non parpol. Ia mengklaim meski baru dideklarasikan PIKA mendapat respons positif karena melakukan jejaring dengan para golput di seluruh Indonesia.

"Sampai dengan kemarin konpers sudah 34 provinsi dan 350 Kota, Kabupaten mungkin sudah lebih dari 2.000," kata mantan Direktur Eksekutif Nawacita Institute ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya